Merdeka.com - Presiden Joko Widodo telah melantik komposisi baru Kabinet Kerja di Istana Negara, siang ini. Sejumlah tamu terlihat merapat untuk memenuhi undangan pelantikan 12 menteri baru Kabinet Kerja. Salah satu undangan yang hadir, yaitu mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin.

Ditemui sebelum memasuki Istana Negara, Saleh mengaku hal biasa seorang menteri dicopot dari jabatannya. Presiden Jokowi mengganti Saleh Husin dengan Airlangga Hartanto. Ia mengibaratkan Kabinet Kerja seperti sebuah klub sepakbola di mana Presiden yang bertindak sebagai pelatih kapan saja bisa mengganti para pemainnya untuk meracik strategi.

"Kita ini suatu tim sepakbola. Kalau kita analogikan, oleh pelatih, oleh manajer ditempatkan eh kamu mainnya sebagai penyerang, dan setiap saat juga pelatih akan siap melihat permainan yang kurang baik mungkin ditarik atau diganti. Ya biasa aja. Yang penting adalah bagaimana kita memenangkan pertarungan. Kita ke negara adalah bagaimana kita bisa maju ke depan bersama-sama," kata Saleh di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/7).

Politikus Partai Hanura tersebut meyakini sosok Airlangga Hartanto memang pantas didapuk menggantikannya menjadi Menteri Perindustrian. Sebab, ia mengaku sudah mengenal lama Politikus Golkar tersebut.

"Kita tau Pak Airlangga sahabat saya dapat mendorong dan menumbuhkan industri di Tanah Air. Sehingga industri yang kita tahu sebagai penopang dan support PDB kita dapat meningkat sesuai dengan target yang kita harapkan yaitu pada tahun 2016 bisa mencapai 5,7 persen," katanya.

Sementara itu, selama hampir dua tahun menjadi pembantu Presiden, Saleh mengaku terkesan dengan gaya kepemimpinan Presiden Jokowi yang mengayomi setiap anak buahnya.

"Saya kira juga saya begitu terkesan atas sikap dan bimbingan Pak Presiden selama ini. Semalam juga ketika berjumpa dengan bapak Presiden, memberikan arahan dan tentu mengatakan bahwa walaupun nanti sudah di luar saya akan tetap loyal dan setia kepada bapak Presiden. Dan saya akan mendukung pejabat yang baru untuk memajukan industri."