Rombongan Shizuko Rizmadhani kurang kompak saat naik Gunung Gede
Merdeka.com - Meninggalnya Shizuko Rizmadhani disayangkan oleh tim yang mengevakuasinya. Terlebih rombongan yang berjumlah 27 orang tidak kompak saat melakukan pendakian di Gunung Gede.
"Rombongan itu tidak kompak, seharusnya ketika ada temannya yang sakit, mereka langsung bawa saja turun. Mereka kan banyak, jadi bisa bergantian menandu atau memapah," ujar Usep, salah seorang anggota tim yang ikut mengevakuasi Shizuko di Gunung Gede kepada merdeka.com, Kamis (26/12).
Menurut Usep, dari 27 orang itu hanya sebagian kecil yang punya pengalaman naik gunung. Sebagian besar termasuk Shizuko Rizmadhani baru pertama naik gunung.
Seperti diketahui, rombongan 27 orang pendaki berangkat dari Bekasi pada Sabtu malam akhir pekan lalu menggunakan truk tronton. Mereka mulai naik gunung pada Minggu pukul 07.00 WIB. Saat itu kondisi Shizuko bugar.
Rombongan tiba di puncak Gunung Gede pada sore harinya. Hasilnya, mereka bermalam di puncak hingga Senin pagi. Setelah cukup menikmati suasa puncak gunung, sekitar pukul 11.00 WIB rombongan pendaki itu kemudian turun.
Saat turun itulah, kondisi Shizuko mulai menurun dan mulai sering meminta istirahat. Pada Senin sekitar pukul 17.00 WIB, rombongan pendaki tiba di kawasan Kandang Badak. Kendati kondisi kesehatan Shizuko memburuk, mereka memutuskan untuk bermalam di sana.
"Malam hari Shizuko mulai tidak sadar, hingga paginya," ujar Vidia, teman sesama pendaki Shizuko.
Meski teman-temannya merawat, namun pada pagi itu Shizuko masih belum sadar. Karena itu, 19 orang turun terlebih dahulu meminta bantuan.
"Dari 27 rombongan itu hanya sebagian kecil yang pernah naik gunung sisanya sebagian baru pertama naik gunung. Mereka juga tidak kompak dalam artian tidak tahu bagaimana langkah yang harus dilakukan jika ada teman yang sakit. Harusnya korban dibawa turun ke bawah karena rombongan mereka banyak, bukan malah ditinggalkan di atas," keluh Usep.
Saat tim evakuasi tiba di lokasi, Shizuko Rizmadhani sudah meninggal karena kedinginan atau hipotermia. Korban pun langsung dievakuasi turun.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.
Baca SelengkapnyaBerusia 10 tahun, Raihanun Rinjani Pratomo membutuhkan waktu 60 jam untuk mencapai puncak.
Baca SelengkapnyaGunung Pesagi di Lampung ini terkenal dengan rute pendakian yang sulit namun memiliki pemandangan alam yang begitu indah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akses yang sulit membuat warga yang tinggal di sana sulit pergi ke mana-mana
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Jawa Tengah (Jateng), memperkirakan sekitar 20.000 orang akan mendaki 10 gunung di daerah itu pada malam tahun baru.
Baca SelengkapnyaGundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca SelengkapnyaTim dari Kantor SAR Manado kembali menyusuri pesisir Kepulauan Sitaro untuk mencari dan mengevakuasi warga yang masih tertinggal menyusul erupsi Gunung Ruang,
Baca SelengkapnyaTak jauh dari Desa Ranu Pani, terdapat sebuah danau yang terus mengalami pendangkalan
Baca Selengkapnya