Restui Pilkada Serentak, Gugus Tugas Dinilai Tak Sejalan Lindungi Warga
Merdeka.com - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi), Jeirry Sumampow menyoroti sikap Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang merestui pelaksanaan Pilkada serentak 2020 pada 9 Desember. Langkah itu, kata dia, tidak selaras dengan tujuan dan tugas dibentuknya Gugus Tugas.
Dalam pandangan dia, Gugus Tugas semestinya menjadi pihak yang memperhitungkan dan memberi saran terkait dengan perkembangan Covid-19 di Indonesia. Tentu dengan tujuan mulia untuk memastikan keselamatan rakyat Indonesia.
"Seberapa lama pandemi ini bertahan. Dan itu akan menjadi pertimbangan pengambil kebijakan atau seberapa serius pandemi ini dalam kepentingan keselamatan masyarakat," ujar dia, dalam diskusi daring, Kamis (28/5).
Atas dasar tugas itulah, dia mempertanyakan sikap Gugus Tugas yang memberikan izin terhadap pelaksanaan pilkada serentak. Padahal hal tersebut bisa berdampak negatif pada sisi kesehatan masyarakat.
"Tetapi yang muncul adalah (gugus tugas) memberi persetujuan dengan pilihan pemerintah untuk mengambil opsi mengadakan pilkada di bulan Desember," katanya.
Harusnya Lindungi Masyarakat
Langkah gugus tugas itu, lanjut dia, tidak sejalan dengan tugasnya sebagai pihak yang seharusnya melindungi masyarakat dari ancaman Covid-19.
"Jadi menurut saya ini logika yang tidak nyambung. (Gugus Tugas) Covid-19 itu kan dibentuk untuk menyelamatkan rakyat membangun kesadaran publik, memberi tahu tentang bagaimana mencegahnya, melarang orang untuk melakukan aktivitas yang membahayakan keselamatannya dan masyarakat lain. Kan begitu logika satgas," ungkapnya.
"Tetapi kenapa satgas yang sehari hari menyarankan orang tinggal di rumah, physical distancing, tapi memberi saran supa Pilkada tetap dilaksanakan di Desember yang sebetulnya sulit sekali menghalangi orang tidak physical distancing," imbuh dia.
Langkah tersebut, lanjut dia, bisa saja membuat masyarakat bingung terkait tugas Gugus Tugas. Hal tersebut bisa saja berakibat pada turunnya tingkat partisipasi masyarakat pada Pilkada serentak 2020.
"Jadi ini membingungkan menurut saya, saya kira masyarakat juga akan bingung. Karena itu akan makin menimbulkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat yang menyebabkan keengganan mereka untuk datang ke TPS. Kalau suasana pilkada di Desember masih suasana Covid-19," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sindrom nasi goreng merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menyebut masalah keracunan makanan. Kenali penyebab dan cara menagtasinya.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 8 ide menu buka puasa sehat yang baik untuk tubuh, tanpa ada gorengan dan makanan tinggi gula lainnya.
Baca SelengkapnyaKota Palembang bukan hanya soal pempek, namun beberapa jenis kudapannya juga tak kalah lezat dan selalu diburu umat muslim sebagai menu berbuka puasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Untuk menghabiskan akhir pekan secara lebih sehat, terdapat beberapa cara yang terbukti secara ilmiah bisa kita lakukan.
Baca SelengkapnyaSakit Paru-Paru yang diderita Muhyani kembali kambuh. Dia batuk tak henti-henti.
Baca SelengkapnyaGorengan adalah makanan yang jadi favorit banyak orang termasuk untuk berbuka puasa. Sayangnya makanan ini sebaiknya dhindari.
Baca SelengkapnyaMeskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaMengurangi konsumsi gula bisa dilakukan secara perlahan dengan menerapkan berbagai cara.
Baca SelengkapnyaKonsumsi gula dalam sehari-hari memerlukan kontrol dan perhatian. Yuk, simak berapa banyak gula yang dapat dikonsumsi manusia dalam sehari!
Baca Selengkapnya