Merdeka.com - Relawan kemanusian dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia berangkat ke Bangladesh sore ini. Dari sana, mereka akan mencoba masuk melalui jalur darat ke Myanmar untuk menolong Muslim Rohingya.

"Untuk awal ada Andhika Purbo Swasono yang berangkat sore nanti. Dia akan menjadi advanced team di sana," ujar Communication Manager ACT, Apiko Joko Mulyono, kepada merdeka.com, Minggu (29/7).

ACT berencana memberikan bantuan logistik dan medis bagi para pengungsi Rohingya. Untuk awal, ACT membawa uang Rp 500 juta untuk bantuan. Uang ini merupakan sumbangan dari seluruh Indonesia.

"Kita berencana merekrut relawan di sana. Ada juga bantuan pangan dan bantuan medik. Pertama kita akan mencoba yang termudah yaitu pengungsi Rohingya yang berada di perbatasan Myanmar dan Bangladesh." kata Joko.

Setelah Andhika, diharapkan ACT bisa mengirimkan dokter ke Myanmar. Saat ini dokter Pranata yang rencananya diberangkatkan, masih terkendala Visa Myanmar. Sehingga belum bisa diberangkatkan.

ACT juga berharap gerakan ini menjadi gerakan politis untuk membantu Muslim Rohingya. ACT menyayangkan Indonesia yang menjadi Ketua Forum ASEAN malah diam melihat pembantaian di Rohingya.

"Harusnya pemerintah cepat tanggap dan bergerak. Sebagai negara Muslim terbesar, masa tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan kekerasan di Rohingya?" tutupnya.