Rektor UGM: Pernyataan Menteri Tedjo tak usah didramatisir
Merdeka.com - Pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno yang menuding Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan provokasi massa mendapat banyak kecaman. Bahkan muncul gerakan yang mendukung lembaga antikorupsi tersebut. Tedjo menyebut para pendukung KPK sebagai rakyat yang tak jelas.
Pernyataan Tedjo Edhy Purdijatno, juga menjadi buah bibir di media sosial. Bahkan, nama Tedjo mendadak mencuat sebagai trending topics di Twitter. Bahkan sebagian lagi mengolok-ngolok Menteri Tedjo dan menyandingkannya dengan pesulap Pak Tarno.
"Pernyataan menyudutkan tidak boleh. Jangan bakar massa, itu sikap pernyataan yang kekanak-kanakan. Konstitusi yang akan mendukung, bukan dukungan rakyat yang enggak jelas itu. Konstitusi yang akan mendukung," ujar Tedjo di Istana Negara, beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UGM Dwikorita Karnawati menanggapinya dengan santai. Bahkan dia meminta masyarakat agar tidak menanggapinya secara berlebihan. Masyarakat diminta untuk berkonsentrasi atau memikirkan hal lain yang lebih berguna.
"Nggak usah ditanggapi secara berlebihan, tidak usah didramatisir. Statement apapun kadang membuat kita menjadi saling mengumpat. Kalau kita berpikir untuk kepentingan negara, kalau ada statement itu tidak pas, ya kita komentari sekali saja boleh. Kita tanggapi dengan senyuman saja," ujar Dwikorita, kepada merdeka.com, di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (27/1).
Masyarakat, kata dia, harus bisa bersikap dewasa, apalagi masyarakat Indonesia mempunyai pengalaman yang cukup panjang saat terjadinya proses reformasi. Kalau masyarakat sensitif, lanjut Rektor, tidak akan ada selesainya, sehingga tidak sempat berpikir dan bekerja. Masyarakat, masih kata Rektor, jangan hanya berkutat pada masalah itu saja. Saling hantam di dalam hingga kita lupa ke tujuan utama.
"Kita tidak ingin terjebak, meskipun kami juga dianggap tidak jelas. Nggak perlu kita dramatisir, lalu sakit hati dan membalas dengan statement lagi, kapan selesainya? Energi kita akan habis, lebih penting kita jaga konstitusi, jaga kesatuan bangsa," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkominfo soal Warga Takut Dikriminalisasi di Revisi UU ITE: Takut sama Bayangan Sendiri
Menkominfo meyakinkan revisi UU jilid II, bukan untuk mengkriminalisasi masyarakat yang menyampaikan kritik dan pendapat.
Baca SelengkapnyaRektor Tanggapi Kabar Guru Besar Unja Diduga Terlibat TPPO Mahasiswa Magang ke Jerman
Rektor juga menyatakan kesiapannya untuk memberikan pendampingan bagi mahasiswa menjadi korban.
Baca SelengkapnyaTanggapan Universitas Pancasila Usai Rektornya Dilaporkan ke Polisi Terkait Dugaan Pelecehan
Pelecehan yang dilakukan terlapor ETH telah membuat korban RZ mengalami trauma.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengakuan Korban Pelecehan Seksual Rektor UP Alami Trauma: Menutup Diri dan Rasanya Cemas Lihat Kampus
Korban pelecehan seksual Rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif Profesor Edie Toet Hendratno, RZ (42) saat ini mengalami trauma.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Mangkir Hari Ini, Pemeriksaan Dijadwalkan Ulang 29 Februari
ETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca SelengkapnyaRektor Unika Diminta Buat Video Apresiasi Jokowi, Begini Respons TPN Ganjar-Mahfud
Arsjad Rasjid menanggapi soal rektor Unika yang mengaku dihubungi polisi untuk membuat video apresiasi kinerja Jokowi
Baca SelengkapnyaTerjerat Kasus Pelecehan, Begini Reaksi Rektor Universitas Pancasila usai Dinonaktifkan
Rektor Universitas Pancasila Prof Edie Toet Hendratno (ETH) merasa dirugikan setelah dicopot dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaUnair Memanggil, Guru Besar dan Akademisi Minta Jokowi Hentikan Politik Kekeluargaan
Saat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.
Baca SelengkapnyaSederet Intimidasi kepada Korban Pelecehan Seksual Rektor Universitas Pancasila
Dugaan pelecehan terjadi pada Februari 2023 bersamaan dengan almarhum ayahnya sakit.
Baca Selengkapnya