Ratusan monyet Merapi mengganas, petani terancam gagal panen

Merdeka.com - Ratusan monyet berekor panjang Gunung Merapi kembali turun gunung dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya puluhan hektare lahan pertanian warga lereng gunung di Kabupaten Boyolali tersebut terancam gagal panen. Beberapa desa yang diserang antara lain desa Jemowo, Mriyan, Sangup, Dragan, Lanjaran dan Sruni wilayah Kecamatan Musuk.

Beberapa tanaman yang sering diserang antara lain umbi-umbian, jagung, ketela pohon dan buah-buahan. Mengganasnya serangan monyet tersebut membuat petani lereng gunung teraktif di Indonesia tersebut tak bisa memanen hasil pertaniannya.

Beberapa upaya pun telah dilakukan oleh petani, antara lain dengan menghalau. Namun karena jumlahnya terlalu banyak, upaya tersebut tak membuahkan hasil.

Kepala Desa Jemowo Untung Widada kepada wartawan mengatakan, mengganasnya serangan monyet tersebut terjadi semenjak terjadinya erupsi 2010 lalu. Kondisi puncak yang gersang, membuat monyet-monyet tersebut tak mendapatkan makanan yang cukup.

"Memang serangan monyet semakin ganas. Hampir semua tanaman dimakan habis. Bahkan daun dan buah-buahan yang masih di pohon juga dihabiskan,” ujar Untung, Kamis (26/9).

Atas kondisi tersebut, warga lereng Merapi berharap pemerintah segera mencarikan solusi. Beberapa petani bahkan mengaku pasrah mengingat berbagai upaya telah dilakukan untuk mengusir monyet ekor panjang tersebut selalu gagal.

"Kami pasrah saja mas. Susah menghalaunya. Lagian kita juga takut kalau mereka ngamuk," ujar Suradi, warga Jemowo.

Selain menyerang Kecamatan Musuk, kawanan monyet juga menyerang beberapa desa di Kecamatan Selo. Di desa Jrakah, Tlogolele dan Klakah, ratusan monyet tersebut menghabiskan sayuran, tanaman kentang, wortel, kubis, tomat dan loncang.