Putu Cangkir, kudapan khas Makassar nikmat disantap usai Tarawih
Merdeka.com - Es Buah, cendol, kolak, pastel atau pisang ijo tidak tampak lagi di meja, ludes kita santap saat berbuka puasa. Padahal usai salat tarawih, selera makan muncul lagi di saat kita bersantai.
Nah, ada putu cangkir, salah satu penganan lokal berbahan dasar beras ketan putih dan hitam yang pas dinikmati. Apalagi jika dalam kondisi hangat dan ditemani teh atau kopi panas tentu nikmat.
Mia (34), penjual putu cangkir di Makassar, ditemui di Jalan AP Pettarani, Rabu (8/7) malam, mengaku peminat makanan ini cukup banyak. Buktinya, di hari-hari biasa di luar Ramadan, putu cangkirnya laris manis.
Bahan dasar putu cangkir adalah beras ketan, baik ketan putih maupun ketan hitam. Ditumbuk tapi tidak sampai halus. Lalu ditambahkan serutan gula merah yang diremas bersama agar ketan gula merahnya menyatu. Bahan ketan campur gula merah ini kemudian dimasukkan ke wadah kecil model kerucut atau lebih dikenal corong minyak yang di tengahnya disisipkan parutan kelapa. Kemudian dikukus di atas kukusan khas, bentuknya tinggi bulat terbuat dari seng tipis dan di permukaan atas hanya ada satu lubang, tempat wadah corong minyak diletakkan yang di dalamnya.
Tidak lebih dari satu menit, bahan putu cangkir dalam wadah corong kecil itu sudah matang dan siap diangkat. Putu cangkir ini matang karena panas uap dari air kukusan yang keluar dari lubang kecil di permukaan kukusan.
Mia mengaku, selama Ramadan biasanya menyiapkan lima liter beras ketan putih dan ketan hitam. Sengaja dibuat dua jenis agar pembeli punya pilihan. Khusus beras ketan lima liter ini harganya sekitar Rp 80 ribu. Lima liter ini laris manis dengan waktu jualan mulai pukul 15.00 WITA hingga pukul 21.00 WITA.
Selama enam jam menjual, Mia mendapatkan keuntungan Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu. "Keuntungan lumayan padahal modalnya sedikit," tutur ibu tiga anak warga Limbung, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa ini.
Mia ditemani seorang adiknya bolak-balik Gowa Makassar untuk jualan Putu Cangkir. Menurutnya, di daerah Gowa sudah banyak saingan sehingga biasanya beras ketan lima liter baru habis dua hari.
"Makanya saya memilih bolak-balik ke Makassar, peminat banyak dan penjualnya masih kurang. Kalau hari-hari biasa, di luar Ramadan, omset setiap harinya yang berhasil diraup mencapai Rp 600 ribu hingga Rp 700 ribu dengan waktu jualan mulai pukul 10 Wita hingga pukul 21.00 WITA," tuturnya.
Nah bagi Anda yang mulai bosan dengan cemilan atau penganan es ataupun gorengan, Putu cangkir ini bisa jadi alternatif.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perut kembung saat berpuasa tidak boleh diabaikan karena bisa menjadi pertanda bahwa tubuh sedang tidak dalam kondisi sehat.
Baca SelengkapnyaTeh hangat merupakan minuman kesayangan banyak orang pada saat berbuka puasa, sayangnya minuman ini tidak sehat dikonsumsi pada saat berpuasa.
Baca SelengkapnyaBegini kisah pilu seorang kakek pemulung yang hanya mampu beli makan nasi dan air putih sehari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bakso ini berisi potongan penuh buah-buahan. Segar, gurih dan unik. Wajib dicoba.
Baca SelengkapnyaMengonsumsi kopi susu saat perut kosong bisa menimbulkan dampak pada perut yang perlu dipahami.
Baca SelengkapnyaDaging buah yang matang sering kali dimakan dalam keadaan segar hingga dicampur dalam es.
Baca SelengkapnyaUsai minum kopi, mulut kita kerap mengalami rasa kering serta munculnya bau mulut yang sangat khas. Bagaimana cara menghilangkannya?
Baca SelengkapnyaPantun lucu bikin ngakak merupakan karya sastra menarik yang sering digunakan.
Baca SelengkapnyaApakah minum teh berdampak positif pada sakit kepala atau justru memperburuknya?
Baca Selengkapnya