Pura-pura pindahan rumah, 1 keluarga bunuh pemilik mobil sewaan
Merdeka.com - Pura-pura menyewa mobil untuk pindahan rumah, satu keluarga terdiri dari suami istri, adik dan sepupu, nekat merampok dan membunuh korbannya. Ironisnya, satu dari lima pelaku berstatus anggota polisi.
Hal itu terungkap saat gelaran rekonstruksi perampokan disertai pembunuhan terhadap Sidik Purwanto (61) yang digelar di halaman Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel, Rabu (4/3). Dalam rekonstruksi ini, polisi menemukan fakta baru dari pembunuhan tersebut.
Para pelaku telah melakukan kejahatan lebih dari satu kali. Para pelaku juga masih memiliki ikatan keluarga. Mereka adalah Novriansyah alias Novi (30) beserta istrinya, Yuliana (tewas bunuh diri di Riau), kakak sepupu dari Yuliana bernama Hendra (22) yang ditahan Polda Sumsel, dan dua adik Novi berinisial AM dan MS (keduanya masih buron).
Fakta lain, salah satu pelaku berinisial MS diketahui merupakan anggota polisi. Padahal, saat pemeriksaan, baik Hendra maupun Novi sama sekali tak pernah menyebut nama MS. Ini membuat anggota sempat kesal sehingga melontarkan amarah kepada kedua tersangka di sela-sela adegan rekonstruksi.
Dari adegan rekonstruksi, pembunuhan terhadap Sidik bermula saat Yuliana membawa Sidik ke kediamannya di Desa Mariana, Banyuasin, Sumsel, dua tahun silam dengan alasan akan pindah rumah sehingga butuh bantuan Sidik untuk mengangkut barang.
Begitu tiba di rumah Yuliana, korban diajak masuk ke rumah untuk membawa televisi. Di dalam rumah itu sudah ada Novi, Hendra dan AM. Saat itulah, Novi menodongkan senjata api ke kepala korban. Lalu korban digiring ke kamar mandi dan tangan serta kakinya diikat.
Dalam kondisi terikat, kepala korban diceburkan ke air bak mandi selama 30 menit. Setelah tidak bernyawa, korban dimasukkan ke karung dan selanjutnya dikubur oleh Yuliana dan MS di belakang rumahnya.
"Kemudian, mobilnya (korban) kami jual dan uangnya kami bagi-bagi," ungkap tersangka Novri.
Ditambahkannya, dia bersama keluarganya itu sudah tiga kali melakukan aksi perampokan. Modusnya selalu sama, yakni pura-pura mencari jasa angkutan untuk pindah rumah. Aksi pertama, mereka berhasil membawa lari mobil truk dan si pemilik juga dibunuh. Aksi kedua, mereka berhasil membawa lari Mitsubishi Luxio, namun korban tidak tewas karena berhasil melarikan diri. Aksi terakhir adalah membawa lari Mitsubishi pikap dan si pemiliknya tewas.
Kanit IV Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Zainuri mengungkapkan, banyak perbedaan yang didapat dari rekonstruksi dengan keterangan yang diberikan tersangka. Untuk itu, pihaknya akan kembali mengambil keterangan para tersangka sebelum melimpahkan kasus ini ke kejaksaan. Pihaknya juga masih memburu dua lain yang masih buron.
"Tersangka dijerat pasal berlapis, 365 dan 340 KUHP dengan ancaman di atas 15 tahun penjara," tukasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua orangtua menjadi polisi, rupanya hal tersebut membuat sang buah hati turut meniru.
Baca SelengkapnyaBegini cara unik jenderal polisi orang nomor dua di Polda Sumut berangkat kerja ke kantor. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, rumah sederhana ini bisa dihuni puluhan keluarga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemudik juga bisa menitipkan rumah kosongnya kepada polisi agar terus dipantau selama mudik
Baca SelengkapnyaSaat mengetahui pilihan sang putra, sosok sang ayah disebut sempat merasa kaget.
Baca SelengkapnyaPastikan Situasi Rumah yang Ditinggal Mudik Aman, Kapolres Rokan Hulu Patroli Permukiman Warga
Baca SelengkapnyaKehadiran aparat untuk memberikan rasa aman kepada para pemudik yang meninggalkan rumahnya
Baca SelengkapnyaMomen lucu Bintara Polisi bujangan dan komandannya saat kenaikan pangkat. Disiram air supaya cepat laku. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaKabar kurang sedap datang dari Wandra Restusiyan. Kediamannya habis terbakar. Bahkan, mobil alphard yang terparkir di rumah juga habis dilalap si jago merah.
Baca Selengkapnya