PSI: Kalau Sandi rupiahkan USD 1.000, itu kecil untuk kelas konglomerat
Merdeka.com - Nilai tukar rupiah hampir menembus angka Rp 15.000 per 1 dolar Amerika Serikat (USD). Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno pun menukarkan uang dolarnya sebesar USD 1.000 ke rupiah di money changer Dua Sisi, Plaza Senayan, Jakarta Selatan.
Dia mengajak Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mencontoh langkahnya dalam rangka menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
Jubir Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bidang Ekonomi, Industri dan Bisnis, Rizal Calvary menghormati aksi Sandiaga merupiahkan uang dolarnya senilai USD 1.000.
"Kita hormati aksi beliau. Tapi kalau yang ditukar hanya USD 1.000 itu kecil untuk kelas konglomerat. Saya kira kalau masih ada stok lainnya, silakan," kata Rizal, dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (6/9).
Rizal berharap, Sandiaga tak hanya melepas dolar pribadinya namun Devisa Hasil Ekspor (DHE) berbagai perusahaannya.
"Itu baru bukan pencitraan. Kita tunggu. Tapi minimal ini sudah jadi contoh, semoga diikuti pengusaha lainnya. Hanya saja ikhtiar dan implementasinya disempurnakan," jelas dia.
Sebelumnya, Sandiaga Uno mengumumkan bahwa dirinya sudah menukarkan aset dolar yang dimilikinya ke rupiah. Namun, Sandiaga menilai pengumuman dan ajakan mengkonversikan dolar ke rupiah kemarin belum manjur untuk mengajak masyarakat.
Demi menggencarkan ajakannya, Sandi hari ini secara simbolik menukarkan langsung sebagian kecil dari mata uang dolar miliknya ke tempat penukaran uang di kawasan Senayan.
"Kemarin kurang nendang dampaknya, waktu saya cuma bilang saya tukar. Kayaknya kita perlu pencitraan seperti ini. It's ok, kalau politisi bilangnya pencitraan, ya pencitraan, tapi ini simbolis menunjukkan bahwa kita bisa melakukan, berapa jumlahnya terserah kita, tapi ini bentuk daripada kepedulian kita," kata dia usai menukarkan dolar di salah satu money changer di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (6/9).
Sandi mengungkapkan, jumlah uang dolar yang dia tukarkan secara simbolik adalah sebesar USD 1.000. Dia mengaku sudah mengkonversikan sebanyak 40 persen dari aset dolar yang ia miliki.
"saya menukarkan hampir 40 persen dari holding saya, jadi bisa cek LHKPN saya, saya enggak mau ria ya. Jadi cek saja berapa. Sekarang total holding saya yang rupiah sudah 95%. Ini enggak pernah saya pegang rupiah sebanyak ini," tuturnya.
Berdasarkan data pada elkhpn.go.id, tercatat total harta kekayaan Sandi sebesar Rp 5.099.960.524.965.
Untuk harta tanah dan bangunan, Sandi tercatat memiliki total kekayaan senilai Rp191.644.398.989. Sementara itu, untuk alat transportasi dan mesin, terhitung Sandiaga memiliki kekayaan senilai Rp 325.000.000.
Berikut harta kekayaan Sandiaga Uno lainnya yang terdaftar di LHKPN KPK:Harta bergerak lainnya Rp 3.200.000.000Surat Berharga Rp 4.707.615.685.758Kas dan setara kas Rp 495.908.363.438Harta lainnya Rp 41.295.212.159Utang Rp 340.028.135.379Surat berharga sebesar Rp 3,7 triliun dan US$ 1,3 jutaGiro dan setara kas lainnya sebesar Rp 12,9 miliar dan US$ 30,2 juta.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Andri menjelaskan saat ini kedua pelaku ditahan di Polres Tebo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaMenurut mantan Wali Kota Surabaya ini, memimpin suatu daerah memiliki tanggung jawab yang besar
Baca SelengkapnyaPelaku memiliki utang sebesar Rp1,2 juta, saat ditagih dia gelap mata dan menusuk temannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penganiayaan yang menyebabkan santri meninggal dunia kembali berulang. Kali ini dipicu uang Rp10.000 dan pihak pesantren terkesan menutupinya.
Baca SelengkapnyaSetiap orang pasti ingin selalu terlihat muda, bahkan sampai rela mengeluarkan uang yang banyak.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaPenyerahan uang itu dilakukan atas izin Sekretaris Jenderal Kementan periode 2021–2023 Kasdi Subagyono
Baca SelengkapnyaBelasan senjata api yang disita penyidik dari Dito Mahendra mencapai Rp3 miliar.
Baca SelengkapnyaDiketahui Ketua DPRD DKI saat ini adalah Prasetio Edi, politikus PDI Perjuangan
Baca Selengkapnya