Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Proses demokrasi berujung anarkis di Kantor Kemendagri

Proses demokrasi berujung anarkis di Kantor Kemendagri rusuh di Kemendagri. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Dalam beberapa pekan terakhir massa pendukung calon Bupati Tolikara, Papua, melakukan aksi di depan kantor Kementerian Dalam Negeri. Mereka meminta agar Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melantik John Tabo-Barnabas Weya, padahal Mahkamah Konstitusi memutuskan Usman G Wanimbo–Dinus Wanimbo sebagai pasangan yang sah.

Masih tidak terima mereka tetap bertahan di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Bahkan Tjahjo Kumolo mengaku setidaknya sudah dua kali mencoba melakukan komunikasi dengan mereka. Tujuannya untuk menjelaskan bahwa Kemendagri tidak memiliki kewenangan untuk mengubah keputusan MK.

Namun ternyata massa yang menamakan diri Barisan Merah Putih Papua masih tetap tidak terima dengan keputusan Mahkamah Konstitusi, dan meminta Tjahjo untuk mengubahnya.

"Intinya mereka minta saya membatalkan keputusan Mahkamah Konstitusi dan melantik Calon Pilkada yang kalah," katanya melalui pesan singkat, Rabu (11/10).

Tapi ternyata, massa yang awalnya ingin ditemui Ditjen Polpum Soedarmo dan Ditjen Otda Soemarsono memberontak. Sekitar pukul 15.00 WIB massa mengamuk dan mengejar beberapa pasukan pengamanan (Pamdal) dan karyawan. Bahkan mereka juga merusak beberapa fasilitas dan kendaraan yang ada.

korban penyerangan di kemendagri

Korban penyerangan di Kemendagri ©2017 Merdeka.com

Karyawan Kemendagri yang tidak terima akhirnya menyerang balik massa Barisan Merah Putih Papua. Karena kalah jumlah, massa penyerang akhirnya memutuskan mundur dan berlari ke arah Masjid Istiqlal.

Namun, akhir penyerangan tersebut menyebabkan setidaknya 10 orang mengalami luka dan dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto. Soemarsono mengatakan, penyerangan ini merupakan bentuk ketidaksiapan masyarakat kalah dalam pesta demokrasi.

"Ini contoh kongkrit ketidaksiapan dalam Pilkada, tidak siap menang dan kalah," ujarnya.

Dia mengungkapkan, pihaknya akan menjelaskan secara baik-baik dan terima aspirasi mereka. Tetapi mereka, kata dia langsung lempar batu dan merusak beberapa kendaraan.

"Saya ingin selesaikan secara baik-baik, ingin coba terima aspirasi mereka. Sebetulnya sudah ada kesepakatan tadi," tambah dia.

Setelah terjadinya penyerangan Kementerian Dalam Negeri melaporkan massa yang telah melakukan tindakan anarkis tersebut. Walaupun sebenarnya Polres Jakarta Pusat telah berhasil mengamankan 15 orang diduga pelaku penyerangan tersebut.

korban penyerangan di kemendagri

Korban penyerangan di Kemendagri ©2017 Merdeka.com

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri Arief M Eddie mengatakan, pelaporan tersebut dilakukan oleh bagian Biro Umum Kemendagri. Alasannya karena barang-barang yang dirusak adalah sarana prasarana milik Kemendagri.

"Pelaporan atas nama Kemendagri, hanya saja melalui Biro Umum karena yang dilaporkan korban luka dan kerusakan sarpras," katanya.

Dia mengaku, tidak mengetahui berapa kerugian yang terjadi akibat penyerangan tersebut. Namun, Arief mengungkapkan, saat ini sudah ada 10 orang yang dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

"Kemudian belum lagi mobil yang dirusak, itu udah berapa biji. Terus ada beberapa kaca di Kemendagri yang pecah," tutupnya.

Sedangkan, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, 15 orang tersebut kini telah diamankan di Polres Jakarta Pusat. Dari mereka, diamankan pisau hingga minyak kayu putih.

"Satu buah tas warna hitam merk eiger, tiga bilah pisau, lima botol merk stee, satu buah ikat pinggang, beberapa uang logam dan uang kertas, bulpoint, charger dan handset , minyak kayu putih, korek api gas dan minyak angin dan minyak kayu putih," ungkapnya.

Adapun nama-nama massa yang diduga sebagai pelaku pengrusakan di Kantor Kemendagri adalah Liten Wanena, Depiles Wanimbo, Yunias Wandik, Jois Yikwa, Iriben, Yusia Kogoya , Othomi Kogoya, Pandimur Yikwa, Ramli Wanimbo, Yupri Wenda, Imannuel Wenda, Waitenus Kiwo, Tomy Wea, Dekison Kogoya dan Yokiles Wanimbo.

kemendagri laporkan massa penyerang ke polda metro jaya

Kemendagri laporkan massa penyerang ke Polda Metro Jaya ©2017 Merdeka.com

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos
Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos

Budi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya
Pemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Pemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya

Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.

Baca Selengkapnya
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Momen Ketika Anies Tepuk Tangan dan Kasih Dua Jempol ke Ganjar saat Debat Pamungkas Pilpres
Momen Ketika Anies Tepuk Tangan dan Kasih Dua Jempol ke Ganjar saat Debat Pamungkas Pilpres

Momen Ketika Anies Tepuk Tangan dan Kasih Dua Jempol ke Ganjar

Baca Selengkapnya
Istana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh
Istana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh

Ari lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Pengakuan Mantan Jubir Anies soal Ordal
Duduk Perkara Pengakuan Mantan Jubir Anies soal Ordal

Anggawira menilai Anies Baswedan lupa dengan sejarah soal pernyataannya orang dalam atau 'ordal'.

Baca Selengkapnya
Hormati Putusan MK, Anies Ajak Masyarakat Tetap Kerja Keras Jaga Demokrasi yang Pelan-pelan Tergerus
Hormati Putusan MK, Anies Ajak Masyarakat Tetap Kerja Keras Jaga Demokrasi yang Pelan-pelan Tergerus

Anies mengingatkan kepada pendukung untuk terus bekerja merangkul dan menguatkan masyarakat agar tidak mudah tergiur dengan iming-iming jangka pendek.

Baca Selengkapnya
Anies Serukan Perubahan di Desa Termiskin Jateng, PDIP Pasang Badan Bela Ganjar
Anies Serukan Perubahan di Desa Termiskin Jateng, PDIP Pasang Badan Bela Ganjar

Menurut Hasto PDIP, Ganjar mampu menurunkan angka kemiskinan dengan sumber dana yang tidak sebanyak DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Pemerkosaan dan Pembunuhan Mahasiswi di Depok, Pelaku dan Korban Kenalan Lewat Medsos 4 Bulan Lalu
Pemerkosaan dan Pembunuhan Mahasiswi di Depok, Pelaku dan Korban Kenalan Lewat Medsos 4 Bulan Lalu

Ketika bertemu pertama kalinya, pelaku dan korban langsung memutuskan untuk berpacaran sekitar dua minggu.

Baca Selengkapnya