PPP minta pemerintah buka data soal pelanggaran buruh asing China
Merdeka.com - Persoalan Tenaga Kerja Asing (TKA) ilegal asal China yang membanjiri Indonesia terus menyita perhatian. Rumor 10 juta buruh ilegal Negeri Tirai Bambu itu membuat masyarakat resah. Sekjen PPP Arsul Sani meminta pemerintah membuka data rincian soal wisatawan dan pekerja China di Tanah Air.
Arsul meminta Dirjen Imigrasi dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengeluarkan data-data soal penyimpangan keimigrasian, penyalahgunaan visa kunjungan hingga penyebaran pekerja di sektor-sektor industri.
"Keyakinan psikologis dari elemen masyarakat, pemerintah terbuka saja menjelaskan dalam hal ini dirjen imigrasi dan Menaker, keluarkan datanya yang wisatawan dan pekerja, berikut data penyimpangan pelanggaran keimigrasiannya, di samping overstay juga penyalahgunaan visa kunjungan, bahkan bekerjanya sektor-sektor informal," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/12).
Menurutnya, sejauh ini Indonesia memiliki perjanjian kerjasama dengan China dengan sistem turn key project di beberapa proyek. Pembangunan proyek itu dibiayai termasuk menyediakan tenaga kerja dari China. Arsul meminta pemerintah memastikan seluruh tenaga kerja itu kembali ke China sesuai batas waktu yang telah disepakati.
"Misalnya pembangunan yang kebetulan investornya dari China dengan sistem turn key project, dibangun secara total dibiayai termasuk tenaga kerjanya, yang harus diyakinkan setelah proyek itu selesai semua kembali ke China, itu kan paling alami 6 bulan -1 tahun sudah selesai dan harus kembali," tegasnya.
Ditambahkannya, pemerintah juga harus mengubah kebijakan kerjasama itu dimana buruh China bisa dilibatkan andai tenaga kerja asal Indonesia tidak tersedia.
"Dan harus dijelaskan pemerintah bahwa proyek turn key ini kemudian pemerintah merubah kebijakannya, kebijakan TKA ini diperbolehkan kalau tenaga kerja Indonesia tidak tersedia, TKA hanya pada level manager ke atas bukan di bawah. Ini harus dijelaskan Menaker maupun Dirjen Imigrasi," terangnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BRIN Sebut Gaji TKA China Lebih Besar dari Pekerja Indonesia, Menko Luhut: Buktikan, Jangan Asal Ngomong
Dia menantang BRIN untuk membeberkan data atas pernyataan tersebut.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PPP Diminta Fokus Terhadap Gugatan MK, Jangan Berharap Kepada Arsul Sani
PPP harus percaya dengan diri mereka sendiri melalui data serta bukti-bukti yang akan diajukan ke MK.
Baca SelengkapnyaBawaslu Ingatkan Partai Serius Laporkan Dana Kampanye, Ini Sanksinya
Data dari PPATK bisa dijadikan peringatan oleh seluruh peserta Pemilu.
Baca SelengkapnyaAwasi Penyaluran Pupuk Subsidi, Pupuk Kaltim Resmi Perpanjang Kerja Sama dengan Kejati Kaltim
Hal ini mengingat pemenuhan pupuk bagi petani wajib teralokasi sesuai kebutuhan di daerah, mengacu data pemerintah.
Baca SelengkapnyaBRIN Ungkap Banyak TKA China di Indonesia, Jubir AMIN: Sangat Menyakiti Rakyat
Mantan Wakil Menteri ATR/ Wakil Kepala BPN itu menyebut tanggapan Menko Marves itu tidak sepatutnya dilontarkan di ruang publik.
Baca SelengkapnyaPersaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca Selengkapnya