PPKM di Makassar Turun Level, Konsumsi Solar Meningkat
Merdeka.com - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Makassar terlihat antrean kendaraan jenis bus dan truk untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Penurunan status level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Sulawesi Selatan (Sulsel) membuat konsumsi BBM jenis solar mengalami peningkatan.
Unit Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali membenarkan terjadinya antrean bus dan truk mengantre di SPBU. Dia mengatakan antrean tersebut karena peningkatan konsumsi seiring penurun level PPKM.
"Jadi sebenarnya tidak minim, kebutuhan solar saat ini lagi meningkat. Jadi memang terjadi antrean seiring dengan PPKM yang turun level, sehingga penggunaan BBM jenis ini (solar) meningkat," kata Syarifuddin saat dihubungi merdeka.com, Senin (18/10).
Ia menjelaskan mobilisasi kendaraan mulai terlihat usai penurunan level PPKM di Sulsel, khususnya Makassar. Ia menyebutkan akibat peningkatan konsumsi solar tersebut, Pertamina menambah distribusi sekitar 10 persen.
"Solar tetap ada, sekarang ini kita upayakan normalisasi distribusi. Jadi kita ada penambahan untuk normalisasi sekitar 10 persen dari biasanya," kata dia.
Meski demikian, Syarifuddin mengaku belum memegang data terbaru stok BBM, khususnya solar. Ia pun membantah langkanya solar di sejumlah daerah di Sulsel karena akan ada peralihan jenis bensin.
"Bukan, tidak ada itu (peralihan solar ke bio solar dan dexlite)," tegasnya.
Terpisah, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Makassar, Zainal Abidin mengaku belum menerima laporan dari sopir dan pengusaha angkutan darat tentang kelangkaan BBM jenis solar. Ia mengaku hanya menerima laporan soal kelangkaan premium.
"Kalau untuk kelangkaan solar sampai saat ini belum ada laporan baik dari sopir maupun pengusaha. Yang ada itu laporan soal kelangkaan premium yang terjadi di seluruh SPBU di Sulsel," ungkapnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pupuk Hingga Solar, Pemerintah Siap Fasilitasi Kebutuhan Petani Saat Masa Tanam
Amran menyebutkan untuk penebusan solar bersubsidi, petani cukup menggunakan tanda tangan kepala desa.
Baca SelengkapnyaFOTO: Penampakan SPBU Terapung Pertamina di Perairan Jakarta yang Kembali Sediakan BBM Subsidi untuk Kapal-Kapal Nelayan
Pengelolaan SPBU apung kembali menyediakan BBM bersubsidi jenis solar untuk para nelayan di perairan Jakarta.
Baca SelengkapnyaKunjungi Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Pertama di Indonesia, Jokowi: Bisa Ganti Batu Bara 60 Ton per Hari
Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI juga menerapkan ekonomi sirkular bagi masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Solar Tumpah di Tikungan Pengkol Semarang Picu Kecelakaan, 2 Pemotor Tewas
Dua pengendara sepeda motor tewas setelah terjatuh akibat BBM solar yang tumpah di Jalan Mr Wuryanto atau tikungan Pengkol, Gunungpati, Semarang, Kamis (29/2).
Baca SelengkapnyaKemenkeu Tarik Pajak Rokok Elektrik Mulai 1 Januari 2024, Ini Aturan Resminya
Tujuan diterbitkannya PMK tersebut yaitu sebagai upaya mengendalikan konsumsi rokok oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSinkronasi Pembangkit Apung Pertama di Indonesia Rampung, Pasokan Listrik Wilayah Ambon Bertambah 10 Mega Watt
Untuk melistriki wilayah Maluku membutuhkan perjuangan yang berat, sebab harus menghadapi kondisi alam yang menantang.
Baca SelengkapnyaJanji Prabowo: Nanti BBM Solar dari Kelapa Sawit, Bensin dari Tebu dan Singkong
Masa kampanye pemilu 2024 akan berakhir pada Sabtu, 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPembatasan Pembelian Pertalite dan Solar Berlaku Tahun Ini, Hanya Mobil Tertentu Boleh Beli
Aturan baru nantinya akan memuat kategori kendaraan apa saja yang boleh menggunakan Pertalite dan Solar.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga Bareng Kementerian ESDM Cek Kesiapan Layanan Energi di Banyuwangi dan Bali
Pertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya