PPATK Klaim Sudah Bekukan Transaksi Kelompok JAD Tapi Hidup Lagi
Merdeka.com - Sejumlah terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri berafiliasi pada kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Dalam catatan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Kiagus Ahmad Badaruddin, pihaknya terus berupaya memastikan aliran dana untuk kelompok teroris khususnya dari JAD.
"Ya yang dimatikan kan sudah banyak," ucap Kiagus usai bertandang ke kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (19/11).
Dia akuinya, tak mudah melacak aliran dana kelompok teroris termasuk JAD. Andai pun ada yang ditemukan dan sudah dimatikan, nyata kembali aktif.
"Kan tidak mungkin, dia mencantumkan nama JAD dengan jelas. Kadang-kadang ada yang sudah dimatikan, kemudian hidup lagi," ungkap Kiagus.
Kondisi itu, katanya, tidak membuat PPATK menyerah. Transaksi keuangan yang melibatkan kelompok-kelompok teroris akan terus dipantau dan dilacak keberadaannya. Apalagi, temuan-temuan transaksi mencurigakan itu memang ada setiap hari.
"Kita tidak boleh kalah dengan semangat teroris itu. Ayo kita sama-sama tidak boleh para semangat," katanya.
Sebab menurut dia, modus pencucian uang sekarang ini terus berkembang, dan pihaknya terus mempelajari dan melakukan upaya.
"Teroris itu bahkan sekarang dia juga tidak menerimanya di dalam negeri. Terima di luar negeri nanti baru dia bagikan dari sana atau dibawanya. Banyak lah teknisnya," kata Kiagus.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka transaksi mencurigakan tersebut mencapai triliunan rupiah dari ribuan nama.
Baca SelengkapnyaPPATK mengungkap temuan transaksi keuangan mencurigakan di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTernyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"Hal-hal seperti itu harus ditindaklanjuti, tidak boleh dibiarkan," kata Cak Imin
Baca SelengkapnyaDiduga transaksi keuangan itu untuk kepentingan penggalangan suara.
Baca Selengkapnya"Siapa pun yang dimaksudkan dalam laporan temuan PPATK itu harus dibuka secara transparan"
Baca SelengkapnyaPPATK menemukan transaksi mencurigakan untuk pembiayaan Pemilu 2024. Transaksi ini diduga mengalir ke sejumlah partai politik.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menyatakan temuan PPATK soal transaksi keuangan mencurigakan peserta Pemilu 2024 merupakan sebuah warning atau peringatan.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca Selengkapnya