Polri: SY panglima sekaligus komandan rekrutmen Jemaah Islamiyah
Merdeka.com - Seorang terduga teroris, Siyono (SY) yang tewas di tangan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror merupakan panglima di kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) di Indonesia. Siyono tewas usai berduel dengan anggota Densus 88 di dalam sebuah mobil.
"Jadi, SY ini adalah semacam panglima di kelompoknya. Dia juga komandan rekrutmen anggota baru dan penyimpanan senjata," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan di gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/3).
Anton mengatakan, perkelahian antara Siyono dan anggota Densus 88 bermula saat polisi memintanya menunjukkan tempat penyimpanan senjata. Namun, dalam perjalanan Siyono meminta anggota Densus 88 membukakan penutup mata dan borgolnya.
"Dia ditangkap di Dusun Brengkuan, Desa Pogung, kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah, lalu kami suruh tunjukan di mana menyimpan senjata," ujar dia.
"Saat sampai di lokasi dimaksud, pelaku enggan menunjukkan di mana dia menyimpan senjata. Pelaku pun membujuk polisi untuk melepas penutup mata dan borgolnya," tambah Anton.
Saat membawa Siyono ke lokasi hanya satu anggota Densus 88 yang mengawal. Padahal, standar operasional prosedur (SOP), tersangka harus dikawal minimal dua anggota polisi.
Mendengar permintaan itu, anggota Densus 88 itu pun mengabulkan permintaan Siyono. Pasalnya, Siyono dianggap selalu kooperatif dan bersikap baik saat pemeriksaan.
"Tapi, setelah borgol dan penutup kepala dilepas, pelaku langsung menyerang petugas," jelas Anton.
Mendapat serangan itu, anggota Densus 88 tak tinggal diam. Dia memberikan perlawanan sengit kepada Siyono. Sampai akhirnya, kata Anton, anggota Densus 88 berhasil mengendalikan baku hantam itu dan membenturkan kepala Siyono ke besi di bagian mobil hingga tersungkur.
"Kepala bagian belakang pelaku memar akibat sepekan pelaku. Tapi Densus ini kan dilatih khusus untuk berkelahi, dan dibenturkan kepalanya ke bagian mobil hingga pingsan," ungkapnya.
Jenderal bintang dua ini melanjutkan sebelum dinyatakan tewas, petugas sempat membawa Siyono ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong sebelum sampai di rumah sakit.
Sementara itu, Kapusdokkes Mabes Polri Brigjen Pol Arthur Tampi mengatakan jika Siyono tewas akibat mengalami pendarahan di bagian belakanga kepala. "Kematiannya akibat pendarahan di kepalanya," ujar Arthur mendampingi Anton.
Arthur membantah keras jika polisi sengaja membunuh Siyono. Dia mengklaim, pelaku tewas akibat duel dengan anggota Densus 88.
"Tidak ada pistol, tidak digunakan. Itu murni perkelahian tangan kosong," tandas Arthur.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara korps kenaikan pangkat 11 perwira tinggi (Pati) Polri.
Baca SelengkapnyaKapolresta Tangerang Kombes Pol Sigit Dany Setiyono membenarkan adanya penggeledahan yang dilakukan oleh tim Densus 88 Polri.
Baca SelengkapnyaPetugas akan ditempatkan di beberapa titik untuk mengamankan lokasi debat yang digelar di Gelanggang Bulutangkis
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaAirul Harahap (13) tewas usai dianiaya seniornya di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin
Baca SelengkapnyaPesan penting jenderal bintang satu untuk para anggota Polri.
Baca SelengkapnyaAdapun yang menjadi target dalam penangkapan itu adalah GS, warga sipil. Dan rumahnya memang berada di jalan mengarah ke asrama TNI dan Polisi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca SelengkapnyaRambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.
Baca Selengkapnya