Politik Identitas Timbulkan Perpecahan, Dai & Ulama Diminta Merekatkan Persatuan
Merdeka.com - Ketua Jaringan Amar Ma'ruf Sumatera Utara, Ikhyar Velayati Harahap menilai situasi politik saat ini tengah masuk dalam kategori mengkhawatirkan. Sebab, sering bermunculan hoaks atau berita bohong, fitnah yang berpotensi memecah belah sesama bahkan antar umat beragama.
Dia menilai para dai dan alim ulama perlu memberikan pandangan, salah satunya lewat dakwah, agar tensi politik yang terlanjur panas bisa menjadi sejuk kembali.
"Di tengah situasi politik yang saling hujat, hoaks dan fitnah, dibutuhkan masukan dai untuk memberikan informasi serta dakwah yang sejuk, menyatukan bangsa," kata Ikhyar di sela-sela Seminar Nasional Gerakan Dai Berkarakter Kebangsaan dengan tema Strategi dan Metode Dakwah Anti Hoaks, di Hotel Emerald, Jalan Putri Hijau, Medan, Minggu (27/1).
Menurutnya, politik identitas yang muncul saat ini telah membuat perpecahan di tengah masyarakat, mulai dari tingkat atas hingga yang paling bawah. Bahkan, polarisasi itu sudah sampai memberi cap kafir kepada sesama umat Islam yang berbeda pilihan.
"Kalau ini tidak diantisipasi dan direkatkan kembali. Bisa saja 2019 Indonesia hanya tinggal nama. Yang bisa merekatkan ini semua adalah para dai, ulama, tuan guru," paparnya.
Seminar nasional yang dihadiri Wasekjen partai PKB, Dita Indah Sari ini akan merumuskan bagaimana sikap para alim ulama, dai, dan tuan guru di Pilpres.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rekonsiliasi Antar-Parpol Diyakini Bikin Suasana Sejuk Usai Pemilu 2024
Perlu ada pertemuan antara perwakilan partai politik, termasuk tokoh-tokoh nasionalis dan agamis.
Baca Selengkapnya'Jangan Persatuan Dinodai karena Mendahulukan Kepentingan Politik'
Para elite politik diingatkan tidak menggunakan politik identitas dan ujaran kebencian demi meraih kekuasaan
Baca SelengkapnyaJadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bapaknya Pejabat Negara, Pria Ini Kenal Megawati Sejak Usia 5 Tahun Hingga Sukses Jadi Kepala Daerah
Anak tokoh nasional dianggap 'akrab' dengan Megawati sejak usia 5 tahun sampai sukses menjadi kepala daerah. Siapa sosok yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaMenag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaKetum Tegaskan Muhammadiyah Netral Terkait Hak Angket Kecurangan Pemilu
Menurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca SelengkapnyaJika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta
Sumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.
Baca SelengkapnyaSuara Penghayat Kepercayaan dalam Pusaran Politik Indonesia
Mereka adalah kelompok rentan yang sering dimanfaatkan untuk mendulang suara. Ragam perjuangan mereka lakukan guna mendapatkan hak-haknya.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran Ingatkan Anak Muda Jangan Terlena Politik Indentitas Janjikan 'Tiket Surga'
Arief menilai, pendekatan kampanye riang gembira lebih efektif daripada kampanye politik identitas.
Baca Selengkapnya