Polisi & TNI sita buku berbau komunis, Seskab sebut sudah overdosis
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Jaksa Agung HM Prasetyo untuk menindak pelaku yang menyebarkan paham komunis dengan pendekatan hukum.
Sejak itu polisi dan TNI semakin gencar melakukan penyitaan barang-barang yang dikaitkan dengan komunisme. Sebelum muncul instruksi itu, aparat keamanan sudah berulang kali membubarkan diskusi, peluncuran buku hingga melarang pemutaran film.
Institusi kepolisian dan TNI dihujani kritikan pedas seiring aksi razia dan penyitaan sejumlah buku yang dianggap mengandung paham komunisme di berbagai daerah. Polisi dan tentara dianggap kebablasan mengartikan instruksi Presiden Joko Widodo. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan aparat keamanan yang menyita sampai memusnahkan buku-buku yang dianggap menyebarkan paham komunisme dinilainya terlalu berlebihan.
"Ya kalau saya lihat termasuk overdosis," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (17/5).
Pramono mengatakan, tindakan aparat yang berlebihan dapat mencederai semangat demokrasi di tanah air. Sebab, membaca buku merupakan hak berekspresi yang dimiliki warga negara dan diatur dalam konstitusi. Presiden Jokowi sudah mengingatkan Panglima TNI agar tidak berlebihan. Sistem demokrasi menghormati kebebasan berekspresi, kebebasan membaca, kebebasan berpikir. Itu semua dijamin konstitusi.
"Saya sudah konsultasi dengan beliau dan sudah menyampaikan kepada berbagai pihak bahwa tindakan ini tidak boleh overdosis, berlebihan, kita harus hormati apa yang sudah diatur dalam konstitusi kita."
Terkait polemik buku yang dianggap berbau komunisme, Pramono menjelaskan hal itu menjadi tanggung jawab dari Menteri Pendidikan dasar dan Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan. "Ya nanti Menteri Pendidikan yang bertanggung jawab," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaSurat suara bukan hanya secarik kertas, melainkan sebuah instrumen demokratis yang menggambarkan kehendak rakyat.
Baca SelengkapnyaDalam sistem demokrasi, rakyat memegang kekuasaan tertinggi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mempertanyakan penyebab suara PSI yang dalam enam hari terakhir mengalami lonjakan drastis
Baca SelengkapnyaSebagai warga negara Indonesia yang demokratis, Anda tentu ingin mengetahui lebih banyak tentang pemilu, apalagi jika Anda adalah pemilih baru.
Baca SelengkapnyaBudi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaPemilihan Umum (Pemilu) adalah proses demokratis yang dilakukan secara periodik di suatu negara untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin tertentu.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengaku berkomitmen dengan sistem demokrasi.
Baca Selengkapnya4 Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin Diduga Korban Perampokan, Polisi Temukan Petunjuk
Baca Selengkapnya