Polisi Sebut Hutan Lebat Jadi Tantangan Perburuan Kelompok MIT di Sigi
Merdeka.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, kondisi geografis berupa hutan lebat yang diduga menjadi tempat persembunyian kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Hal tersebut menjadi salah satu tantangan bagi Satgas Tinombala untuk menemukan kelompok pembunuh sadis terhadap satu keluarga di Sigi, Sulteng ini.
"Semoga permasalahan geografis alam ini segera bisa diatasi," katanya di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (2/12).
Kelompok MIT diduga masih berada diantara tiga kabupaten di Sulawesi Tengah yakni Sigi, Poso, dan Parigi Moutong atau berada di dalam Taman Nasional Lore Lindu yang membentang dari Sigi hingga Poso.
Berdasarkan keterangan anggota MIT yang ditangkap, jika kelompoknya tiba-tiba melihat anggota Satgas Tinombala dari jarak 10 hingga 20 meter, mereka langsung mengambil posisi tiarap sehingga menyulitkan Satgas menemukan mereka apalagi ditambah kondisi hutan dengan pepohonan yang lebat.
Dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka, kelompok ini kerap turun ke desa untuk meminta bahan makanan dari warga setempat demi bertahan hidup.
"Turun ke desa, meneror masyarakat, meminta makan dan akhirnya mencuri atau merampok dengan kekerasan, termasuk dengan pembunuhan. Kemudian ujung-ujungnya ambil beras," terangnya.
Sebelumnya pada Jumat (27/11) pagi sekitar pukul 10.00 WITA, satu keluarga yang terdiri atas empat orang di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dibunuh oleh sejumlah orang tak dikenal yang diduga kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.
Keempat korban yang dibunuh kelompok ini adalah Yasa selaku kepala rumah tangga, Pinu, Nata alias Papa Jana alias Naka dan Pedi. Kemudian mereka membakar tujuh bangunan yaitu enam rumah warga dan satu rumah warga yang dijadikan pos pelayanan Gereja Bala Keselamatan.
"(Warga) yang kasih (bahan makanan) tidak dianiaya. Namun kemarin ada perlawanan, sehingga yang terjadi demikian (empat warga tewas)," tutup Awi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi itu harus mendaki gunung, melewati hutan belantara dan menerjang beberapa sungai deras untuk menuju perkampungan.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga pria itu tewas akibat pembunuhan dan sengaja dibuang ke sungai.
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rombongan polisi dan istri mengunjungi permukiman suku Talang Mamak untuk menyosialisasikan pemilu damai.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi gadungan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara ditangkap oleh polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi menyiapkan pengaturan arus lalu lintas jika terjadi kemacetan akibat ramainya pengunjung Taman Margasatwa Ragunan
Baca SelengkapnyaPolisi masih memburu empat buronan penyekap dan pemerkosa siswi SMP inisial NA.
Baca SelengkapnyaDua ekor lutung jawa dilepasliarkan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru wilayah Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (23/2).
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi saat eksekusi lahan di Jalan Baru, Payo Selincah, Jambi Timur, Kota Jambi, Senin (18/12). Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
Baca Selengkapnya