Polisi berpakaian preman bubarkan aksi solidaritas Rohingya di Aceh
Merdeka.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI), menggelar aksi solidaritas untuk Rohingya di Simpang Lima Banda Aceh dibubarkan. Seorang pemuda berpakaian preman mengaku anggota Polresta Banda Aceh langsung meminta aksi dibubarkan.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB, Sabtu (30/5), memang tidak dikawal polisi. Peserta aksi langsung melakukan orasi secara bergantian. Demikian juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Saat Koordinator Lapangan Mahfud Sofyan hendak membacakan empat petis untuk Rohingya, tiba-tiba datang seorang pemuda yang mengaku dari Polresta Banda Aceh memanggil Mahfud. Kemudian dia meminta aksi dihentikan, karena dianggap tidak mengantongi izin keramaian.
Setelah melakukan negosiasi, peserta aksi bubar setelah terlebih dahulu membacakan empat petisi untuk Rohingya. "Ada kami masukkan surat ke Polda, memang kami tidak memasukkan surat ke Polresta memberitaukan ada aksi solidaritas hari ini. Jangan sampai bermasalah, aksi pun sudah selesai, kami langsung membubarkan diri," kata Mahfud kepada wartawan.
Adapun empat petisi yang dibacakan oleh Mahfud adalah meminta pemerintah melindungi pengungsi Rohingya yang ada di Aceh. Pemerintah Aceh diminta untuk menyediakan tempat yang layak kepada mereka.
"Lalu kita juga berharap pemerintah pusat menginisiasi permasalahan Rohingya bersama negara Asean, terkait status kewarganegraan. Termasuk memberikan sanksi keras bagi negara yang melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)," jelasnya.
Sementara itu seorang orator lainnya, Very mengatakan, persoalan Rohingya bukanlah konflik agama. Akan tetapi ada kepentinagan politik ekonomi di negara Myanmar. Karena Myanmar kaya dengan minyak, sehingga terjadilah konflik tersebut.
"Rohingya bukan soal agama, tetapi ini persoalan pemilik modal, permainan kapitalisme yang menguasai minyak di negara tersebut," ungkap Very.
Oleh karena itu, Very mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu membantu Rohingya yang didiskriminasi oleh pemerintah junta militer Myanmar. "Saatnya rakyat berpolitik agar tidak ditipu oleh pemilik modal," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan Warga Aceh Barat Tolak Kedatangan 69 Warga Etnis Rohingya
Polisi menjelaskan aksi warga itu karena masyarakat menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaPolisi di Aceh Sita Ponsel Pengungsi Rohingya, Telusuri Jejak Sindikat Penyelundupan
Sebanyak sebelas pengungsi Rohingya diperiksa penyidik Polresta Banda Aceh.
Baca SelengkapnyaPenyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru
Polisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak
MPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.
Baca SelengkapnyaMarak Pengungsi Rohingya Masuk RI, TNI AU Patroli Udara di Laut Aceh
Dia menjelaskan letak geografis Provinsi Aceh dimana di sebelah barat berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaBadan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat
Pengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.
Baca SelengkapnyaUlama di Aceh Mengaku Berdarah-darah Dukung Jokowi, Minta Kasus Rohingya Diselesaikan
MPU Aceh mendesak Presiden Jokowi segera turun tangan menangani pengungsi Rohingya di Aceh.
Baca SelengkapnyaRatusan Pengungsi Rohingya Kini Masuk ke Aceh Timur & Dikabarkan Naik Kapal Nelayan
Hingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca Selengkapnya6 Mayat Perempuan Pengungsi Rohingya Ditemukan Mengapung di Laut Aceh Jaya
Badan SAR Nasional Banda Aceh kembali menemukan enam mayat diduga pengungsi Rohingya mengapung di perairan laut Kecamatan Indra Jaya, Aceh Jaya, Senin (25/3).
Baca Selengkapnya