Polda Aceh lakukan visum pada keluarga korban kapal karam
Merdeka.com - Tim DVI Indonesia Ante Mortem Biddokkes Polda Aceh tengah melakukan visum ante mortem terhadap keluarga di Aceh. Nantinya semua sampel itu akan dikirimkan ke Malaysia agar memudahkan proses identifikasi korban oleh tim post mortem di Malaysia.
Posko ini telah dibuka sejak tanggal 5 September 2015 lalu paska kecelakaan kapal karam di perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia. Hingga kini, sudah ada 5 keluarga yang telah diambil sampel dan ada yang telah dikirim ke Malaysia.
Kepala Bidang Dokkes Polda Aceh, Kombes Pol Retnawan Puji mengatakan, sampel yang diambil ini akan mempermudah mengindentifikasi jenazah yang sulit dikenali di Malaysia. Sehingga akan mempercepat proses pemulangan jenazah ke tanah air.
"Posko ini hanya membantu posko di Malaysia, di sini kita menampung selengkapnya data ante mortem agar mudah diidentifikasi nantinya," kata Kombes Pol Retnawan Puji, Jumat (11/9) di Rumah Sakit Bhayangkara, Lamteumen, Banda Aceh.
Katanya, visum anti mortem ini diambil sampel darah, kelenjar ludah, rambut dan lainnya pada keluarga inti seperti ibu atau ayah korban. Selain itu juga ditanyakan properti yang sering digunakan oleh korban.
Retnawan Puji mencontohkan, korban apakah sering menggunakan jam tangan, sebelah kanan atau kiri, menggunakan cincin dan perhiasan lainnya. Kemudian juga ditanyakan pakaian apa yang sering digunakan korban saat bepergian.
"Intinya kita kumpulkan data selengkap lengkapnya. Kalau pun ciri-ciri fisik tidak dapat dikenali lagi, maka jalan terakhir adalah test DNA, kita juga kirimkan sampel darah dan rambut keluarga terdekat," imbuhnya.
Retnawan Puji meminta kepada seluruh yang merasa ada keluarganya hilang dalam kapal karam tersebut untuk segera melapor ke tim DVI Indonesia Ante Mortem di Polda Aceh. Nantinya akan diambil sampel untuk mempermudah mengindentifikasi jenazah.
"Kami imbau segera melapor, biar cepat bisa dipulangkan jenazahnya," pintanya.
Hingga sekarang korban meninggal seluruhnya sebagaimana data yang dirilis Humas Pemerintah Aceh sebanyak 22 orang. Diantaranya yang sudah terindentifikasi dan telah dibawa pulang pada tanggal 8 September lima jenazah, 9 September dua jenazah dan 10 September 9 jenazah dan total 16 jenazah. Sedangkan 6 jenazah lagi masih dilakukan identifikasi oleh pihak post mortem di Malaysia.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaHasilnya, semua korban tewas akibat benda tumpul, bukan senjata tajam. Luka bekas pukulan itu utamanya paling dominan berada di kepala.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.
Baca SelengkapnyaAnggota Polresta Manado ditemukan tewas dengan luka tembak di kepalanya.
Baca SelengkapnyaSatu unit kapal pengangkut pengungsi etnis Rohingya dilaporkan tenggelam di perairan Aceh Barat, Rabu (20/3). Sebagian pengungsi masih terkatung-katung di laut.
Baca SelengkapnyaSukma atau akrab disapa Ujang, merupakan putra seorang polisi berpangkat Peltu
Baca SelengkapnyaNida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.
Baca SelengkapnyaKini pelaku telah mendekam di balik jeruji besi Rutan Polres Aceh Timur.
Baca Selengkapnya