PMI DKI Kekurangan Stok Konvalesen, JK Minta Penyintas Covid-19 Berdonor
Merdeka.com - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengatakan permintaan konvalesen semakin meningkat seiring dengan masih tingginya kasus Covid-19 di Indonesia. Khusus untuk DKI Jakarta kata JK paling tidak ada 300 pasien yang masuk waiting list setiap harinya.
PMI baru mampu memenuhi 100 permintaan. Oleh karenanya, JK mendorong kepada para penyintas Covid-19 untuk mendonorkan konvalesennya demi membantu para pasien Covid-19.
"Saat ini setidaknya yang masuk di waiting list PMI DKI Jakarta ada sekitar 300 pasien setiap harinya, dan kami baru bisa memenuhi 100 permintaan berhubung kita masih kekurangan pendonor. Untuk kami berharap penyintas Covid-19 yang memenuhi syarat untuk mau mendonorkan konvalesen darahnya," kata JK dalam keterangan pers, Selasa (3/8).
Menurut JK, PMI telah berkerjasama dengan pihak Blue Bird untuk megantar jemput secara gratis para penyintas Covid-19 yang mau mendonorkan konvalesen darahnya. Beberapa Unit Donor Darah yang mampu mengolah konvalesen buka 24 jam.
“Saat ini PMI sudah ada kerja sama dengan pihak Blue Bird untuk memberi fasilitas antar jemput kepada penyintas Covid1-19 yang mau mendonorkan konvalesennya dan semua gratis. Bagi yang sibuk kita ada beberapa Unit Darah yang buka 24 Jam, salah satunnya di UDD Kramat ini” ungkapnya.
Kepala Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI), Dr. Ria Syafitri Evi Gantini menegaskan, peserta donor konvalesen harus memenuhi persyaratan agar pasien penerima bisa sembuh.
"Setidaknya ada delapan syarat yang kami ajukan kepada para pendonor konvalesen," jelas Ria dalam siaran pers webinar internasional tentang terapi plasma konvalesen di Jakarta, Sabtu (22/5).
Delapan syarat itu mencakup usia 18-60 tahun, berat badan minimal 55 kilogram, diutamakan pria, atau jika perempuan belum pernah hamil, penyintas COVID-19, surat keterangan sembuh dari dokter yang merawat, bebas keluhan minimal 14 hari, tidak menerima transfusi darah selama 6 bulan terakhir dan lebih diutamakan sudah pernah mendonorkan darah.
Pada kesempatan yang sama, Profesor Michael J. Joyner, M.D. dari Mayo Clinic mengungkapkan metode terapi plasma konvalesen (TPK) ini bukan hal baru, bahkan metode serupa pernah diterapkan pada masa pandemi flu Spanyol (H1N1) pada 1917 - 1918 dan cukup berhasil sebagai metode penyembuhan.
Pada masa sekarang, dengan ilmu kedokteran yang sudah maju, terapi plasma ini terbukti dapat menurunkan mortalitas pada pasien Covid-19.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta mencatat 80 persen sudah kembali ke ibu kota.
Baca SelengkapnyaAngka ini diperkirakan naik seperti sebelum pandemi covid-19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita muda berinisial MJS (19) menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Dia dijadikan pekerja seks komersial (PSK) di Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaCapaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnyajumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPendaftaran program 'Mudik Asyik Bersama BUMN' ini pun sudah dibuka pada tanggal 16 Maret 2024.
Baca Selengkapnya