Laode Ogah Berspekulasi Teror Dialaminya Terkait Kasus Ditangani KPK
Merdeka.com - Dua rumah petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengalami peristiwa tak menyenangkan secara bersama. Rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat, diancam benda mencurigakan, sedangkan Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif dilempari bom melotov.
Laode mengaku tak tahu apakah kejadian ini berhubungan dengan kasus yang saat ini ditangani KPK. Menurutnya, semua ini adalah risiko dari sebuah pekerjaan.
"Biasa lah itu kerja di KPK, saya santai aja. (Kaitan dengan kasus yang tengah ditangani KPK?) Kami juga enggak tahu ya," kata Laode saat ditemui di kediamannya Jalan Kalibata Selatan Nomor 42C, Jakarta Selatan, Rabu (9/1).
Meskipun demikian, Laode mengaku pihaknya melakukan rapat atas kejadian ini dengan petinggi KPK.
"Oh tadi ya seperti biasa lah kami memberitahukan beberapa hal yang berhubungan dengan keselamatan seluruh staf KPK," katanya.
Lebih lanjut Laode enggan menjawab saat ditanyai akan adanya ancaman para petinggi KPK. Menurutnya, KPK penuh warna warni.
"Enggak usahlah, kalau di KPK itu banyak warna-warninya," kata dia.
Diketahui, rumah pimpinan KPK Laode Muhammad Syarief mendapat teror botol berisi minyak dan bersumbu yang ditemukan di depan rumah subuh tadi. Polisi juga menemukan tas hitam berisi benda diduga bom rakitan di kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari 62 laporan dugaan pelanggaran kode etik yang diterima Dewas KPK, sebanyak enam laporan telah ditindaklanjuti karena bukti atau alasan yang cukup.
Baca SelengkapnyaKapolsek Cilandak Kompol Wahid Key menyebut kejadian malang itu terjadi sekira pukul 17.00 WIB tadi sore.
Baca SelengkapnyaMeski demikian dari informasi yang dihimpun jika inisial Jaksa KPK itu adalah TI yang diduga memeras saksi dalam sebuah kasus sebesar Rp 3 miliar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Korban ditarik ke depan pintu, lalu dicaci maki, dianiaya di depan anak dan istrinya
Baca SelengkapnyaMahfud menegaskan keberadaan lembaga antirasuah itu masih sangat dibutuhkan untuk memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Baca SelengkapnyaKPK telah menaikkan status penanganan kasus korupsi LPEI.
Baca SelengkapnyaArief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaAkibatnya, kebocoran infomasi kerap membuat gagal operasi tangkap tangan (OTT).
Baca Selengkapnya