Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Petani, mahasiswa hingga guru mulai rongrong kewibawaan Jokowi

Petani, mahasiswa hingga guru mulai rongrong kewibawaan Jokowi Jokowi bagi-bagi angpao di Bogor. ©2015 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Senin (16/3) kemarin hampir sejuta warga Brasil tumpah ruah ke jalanan Ibu kota Brasilia. Mereka turun ke jalan dalam rangka demonstrasi mendesak Brasil Dilma Rousseff mundur dari kursi presiden.

Setidaknya tiga isu yang membuat warga Brasil turun ke jalan dan mendemo presidennya turun dari kursi pemerintahan. Tiga isu tersebut yakni, lambatnya pertumbuhan ekonomi, kenaikan harga bahan pokok dan korupsi yang merajalela di pemerintahan.

Namun kini benih-benih demo tersebut juga sudah mulai muncul di Tanah Air. Kenaikan harga beras, rupiah yang semakin menguat dan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi momok yang terus merongrong kewibawaan pemerintahan Jokowi.

Kini warga dan rakyat kecil pun sudah mulai teriak soal kebijakan Jokowi dalam memimpin negeri. Tidak sedikit juga mahasiswa yang turun ke jalan protes atas kebijakan presiden. Berikut beberapa teriakan warga kepada Presiden Jokowi tersebut:

Mahasiswa Brawijaya beri gelar nasakom untuk pemerintahan Jokowi

Pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendapat nilai indeks prestasi (IP) Nasakom atau nasib satu koma. Pemerintah diberi nilai IP semester sebesar 1.80, IP lulus sebesar 1.80 dan IP beban sebesar 1.80.Pernyataan tersebut disampaikan oleh Eksekutif Mahasiswa dan Aliansi BEM Fakultas Universitas Brawijaya (UB). Pemerintah Jokowi-JK dianggap tidak lulus dan harus mengulang untuk semester ini karena nilainya yang menyedihkan."Jokowi dan Jusuf Kalla tidak lulus dalam mengurus negara. Indonesia adalah negara besar, Jokowi tidak boleh mengurus negara ini dengan asal-asalan," kata juru bicara aksi, Yanwar Fajri di Bundaran Balai Kota Malang, Senin (16/3).Dari sisi hukum Joko Widodo mendapat nilai C+ dengan indikasi komitmennya yang masih lemah dalam penegakan hukum. Indikasi lain, Jokowi mengangkat Jaksa Agung dari seorang politisi Partai Nasdem, berlarut-larutnya kasus KPK vs Polri, intervensi pemerintah pada parpol. Prestasi Jokowi hanya seputar eksekusi gembong narkoba Bali Nine.Rapor Ekonomi Jokowi mendapat nilai D dengan indikasi tidak menjaga kestabilan rupiah. Penerapan liberalisasi ekonomi dengan pencabutan subsidi dianggap tidak cocok dengan sistem ekonomi Indonesia. Perlindungan ekonomi lokal juga dianggap basa-basi. Jokowi hanya diapresiasi menggenjot pendapatan negara lewat pajak.Soal pangan Jokowi dapat rapor merah dengan nilai E, karena tingginya beras impor bahan pokok seperti beras Thailand dan Vietnam, kedelai dari Malaysia dan Ethiopia, daging sapi dari Australia dan garam dari Australia.Bidang Energi, Jokowi mendapat nilai merah atau E. Indikasinya minimnya minyak mentah dalam negeri karena minimnya eksplorasi dan minimnya inovasi. Jokowi dapat apresiasi karena mengurangi ketergantungan BBM dan intervensi pada Freeport dalam percepatan pembangunan smelter."Report Jokowi dalam Pertahanan dan Keamanan Negara mendapat nilai B. Maraknya kasus begal dan masuknya ISIS ke Indonesia mendapatkan penanganan serius. Tetapi kekuatan militer Indonesia masih di urutan 119 dunia," tambahnya.Para mahasiswa menuntut Jokowi segera menyelesaikan kisruh politik dan pemerintahan, melaksanakan komitmen sebagaimana tertuang dalam Nawacita, menghentikan liberalisasi ekonomi, meredam disparitas sosial dan ekonomi dengan menjamin kelas bawah mengakses kebutuhan pokok, serta menciptakan kemandirian pangan dan stabilisasi harga pangan.

Kepala SLB tantang Jokowi debat terbuka soal revolusi mental

Saat masih kampanyenya Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu menggembar-gemborkan soal 'revolusi mental'. Bahkan dua kata itu disebut-sebut dan jadi judul lagu group band Slank yang mendukung Jokowi saat bertarung di Pilpres 2014 yang lalu. Kini, gaung suara revolusi mental sudah hilang ditelan bumi.Ciptono, seorang Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kota Semarang secara terbuka dan blak-blakan menantang Jokowi untuk berdebat soal revolusi mental. Menurut Ciptono, sampai saat ini belum jelas dan sama sekali belum dilakukan oleh Presiden Jokowi bersama menterinya yaitu Puan Maharani terkait slogannya itu."Saya ingin langsung bertemu dan berdebat dengan Pak Jokowi. Saya mau mengingatkan soal janji-janji beliau. Sampai saat ini program revolusi mentalnya Jokowi dan tim sukses sangat memprihatinkan. Dapat saya katakan ganti presiden ganti janji," tegas Ciptono saat ditemui merdeka.com Selasa (17/3) di rumahnya di Sendanguwo, Kelurahan Gemah, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah.Tantangan debat, menurut Ciptono yang sudah 27 mengabdi mengasuh anak berkebutuhan khusus (ABK) ini, terinspirasi oleh sebuah puisi yang dibuat oleh salah seorang muridnya. Muridnya yang autis itu merupakan anak berkebutuhan khusus membuat puisi berjudul, Jokowi. Puisi yang diciptakan oleh Wardah ini khusus dibuat untuk mengingatkan Jokowi:'Jokowi'Jokowi orangnya mlenca mlenceJadi Walikota belum tuntas ganti haluanJadi Gubernur belum tuntas ganti PresidenSemua menunjukan Jokowi mlenca-mlenceJadilah pemimpin yang mempunyai idealisme dan kecerdasan.Selain mengeluhkan kinerja menteri yang dipimpin Puan Maharian dalam melakukan program revolusi mental tidak beres, Ciptono menilai kinerja kementerian itu juga jeblok alias buruk."Saya dapat bocoran dari mantan politisi PDI Perjuangan, kalau menterinya Mbak Puan Maharani tidak beres. Selain itu, etika Jokowi kurang untuk satu hal, dia angkat kabinet menteri tak berdasar kompetensi. Puan diangkat atas apa? Rapat mendadak Puan tidak ada ternyata jalan-jalan ke luar negeri. Saya gerakan revolusi mental melalui anak berkebutuhan khusus," ungkap peraih penghargaan Ashoka Innovator For The Public Washington DC Amerika Serikat ini.

Pamer ratusan traktor di Ponorogo, Jokowi bikin petani kecewa

Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ponorogo Jumat (6/3) lalu waktu acara panen raya menyisakan kekecewaan pada masyarakat di Ponorogo. Sebab saat panen raya di Kecamatan Jetis dan Pulung, ratusan traktor yang dipajang tersebut ditarik kembali.Padahal dalam sambutannya saat panen raya tersebut Jokowi menyebutkan akan membagikan 41 ribu traktor yang sebagian akan dibagikan kepada petani di Ponorogo.Namun usai kunjungan kunjungan Jokowi, sebagian besar traktor yang dipajang di pinggir Jalan Raya Kecamatan Jetis menuju Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo diangkut kembali truk tronton."Katanya akan dibagikan kepada desa-desa di Ponorogo, namun kenyataannya ditarik kembali. Padahal di Ponorogo ini ada 21 kecamatan di 279 desa dan 26 kelurahan. Kami juga tidak tahu alasan penarikan tersebut. Padahal kalau mendapatkan kami akan senang," kata Bairun Kepada Desa Tanjungsari Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo pada merdeka.com, Selasa (17/3).Ditambahkan Bairun, apa yang dilakukan Presiden Jokowi dengan membawa ratusan traktor ke Ponorogo menjadi kesan bahwa hal tersebut hanya pamer saja. "Tak ubahnya orang pamer mas, kita hanya dipameri tapi tidak diberi. Padahal informasinya akan dibagikan," pungkasnya.

Mahasiswa sebut ekonomi berantakan di era Jokowi

Sikap Presiden Joko Widodo yang dianggap tidak pernah tegas dalam menangani masalah mengundang kekecewaan rakyat. Sekian keputusan yang diambil sepanjang masa pemerintahannya lebih banyak bersifat pesanan elit.Pernyataan tersebut diteriakan massa yang tergabung dalam Eksekutif Mahasiswa dan Aliansi BEM Universitas Brawijaya. Ratusan mahasiswa dengan berbagai aksi teatrikal mengkritik kebijakan Jokowi."Ekonomi berantakan, harga-harga tidak stabil. Tolong Kami rakyat butuh penyelesaian. Rakyat semakin menderita, harga-harga naik tidak terkendali. Negeri ini tidak boleh dipimpin dengan asal-asalan," kata juru bicara aksi, Yanwar Fajri di Bundaran Kota Malang, Senin (16/3).Para mahasiswa juga mempertanyakan keberadaan Jokowi dalam konflik Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) dan Polri. Negara, katanya, seperti tanpa pemimpin yang membiarkan institusinya saling berkelahi."Jokowi ke mana Anda? Rakyat sudah sangat menderita. Konflik KPK dan Polri tidak kunjung berhenti, langkahmu tanpa arah," kata salah seorang orator.Sementara itu, dalam aksi teatrikalnya para mahasiswa menampilkan tiga orang mahasiswa berkalung Jokowi, KPK dan Polri. Dua mahasiswa berkalung KPK dan Polri sibuk berkelahi sementara Jokowi asyik menyaksikan perkelahian mereka.Jokowi tampil dengan baju putih berpayung dengan seorang perempuan. Tidak lama, seseorang berkalung Kanjeng Putri datang menempel pada Jokowi. Perempuan tersebut selalu membisikkan keputusan kepada Jokowi."Janjikan Jokowi akan menjalankan ekonomi kerakyatan, tetapi kenyataan ekonomi diserahkan ke pasar. Tapi aneh Jokowi tak tahu kalau harga beras naik," kata mereka mempertanyakan.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu
Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.

Baca Selengkapnya
Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros
Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros

Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Kucurkan Bantuan Pangan: Hampir Semua Negara Gagal Panen, Harga Beras Naik
Jokowi Kucurkan Bantuan Pangan: Hampir Semua Negara Gagal Panen, Harga Beras Naik

Jokowi selalu menekankan kepada para petani agar meningkatkan produktivitas padi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK
Jokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK

Presiden Jokowi menunjuk 3 menteri hadapi gugatan para pengusaha hiburan terkait kenaikan pajak hiburan di MK.

Baca Selengkapnya
Giliran Beras Naik Teriak-teriak, Petani 'Gaji PNS Naik, UMR Naik Kami Diam'
Giliran Beras Naik Teriak-teriak, Petani 'Gaji PNS Naik, UMR Naik Kami Diam'

Belakangan ini harga beras melambung tinggi, masyarakat semakin tercekik usai kenaikan yang signifikan.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Terbitkan Perpres Kenaikan Tunjangan Petugas Bawaslu: Dari Rp24.930.000 jadi Rp29.085.000
Presiden Jokowi Terbitkan Perpres Kenaikan Tunjangan Petugas Bawaslu: Dari Rp24.930.000 jadi Rp29.085.000

Besaran nominal tunjangan kinerja yang dibayar per bulan itu dibagi atas 17 tingkatan kelas jabatan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Penyebab Beras Langka dan Harga Melejit
Jokowi Ungkap Penyebab Beras Langka dan Harga Melejit

Beras saat ini langka dan harganya sangat melejit.

Baca Selengkapnya