Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peretasan situs KPU berdampak pada kesimpangsiuran data

Peretasan situs KPU berdampak pada kesimpangsiuran data Komisioner KPU Ilham Saputra. ©2018 Liputan6.com/Yunizafira Putri

Merdeka.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra mengatakan, terdapat perubahan informasi hitung cepat akibat diretasnya situs KPU. Perubahan dilakukan setelah situs KPU diretas hacker.

"Dampaknya ada perubahan terkait informasi yang kami berikan kepada mayarakat," kata Ilham, di gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (3/7).

Ilham mengakui, akibatnya di sejumlah daerah sempat terdapat perubahan informasi yang tidak sesuai dengan data C1-KWK yang dikumpulkan dari masing-masing daerah. "Dan itu kan membuat informasi yang salah pada masyarakat," sebutnya.

Karenanya, dia mengatakan, agar data yang diberikan ke masyarakat valid dan tak ada kesalahan, maka KPU mematikan situsnya dahulu. Meskipun begitu dia menegaskan, pengumpulan data-data C1-KWK tetap dilakukan.

"Agar lebih maksimal dalam memberi informasi kepada masyarakat, kita off kan dulu. Tapi proses C1 tetap diunggah," ucap Ilham.

Sementara itu, ketua KPU Arief Budiman mengaku lembaganya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak atas peretasan situs resmi KPU. Salah satunya dengan dengan Kepolisian RI.

"Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian, BSSN, Kemenkominfo, dan beberapa ahli IT kita minta pendapat," ungkap Arief.

Selain itu, Arief mengatakan, pihaknya pun telah melaporkan persoalan tersebut ke kepolisian. "Sudah, sudah kami bikin laporannya," katanya.

Menurut Arief, hingga kini belum diketahui siapa yang meretas situs tersebut. Dia juga mengatakan bukan hanya informasi data yang diretas, namun berbagai macam. Penyerangan pun, kata dia, dilakukan bukan hanya setiap hari atau jam, melainkan sangat sering hingga setiap menitnya.

"Itu serangan itu dari mana-mana. Macam-macam (yang diserang). Ya angkanya, ya tampilannya. Termasuk sistem kecepatan kerjanya. Beuh," ujar Arief.

Karena itu, Arief menyebutkan, agar tak ada kebingungan di tengah masyarakat akibat data yang naik-turun karena terus diretas, maka KPU pun memilih menutup dan membersihkan semua serangan pada situs tersebut.

"Karena kok angkanya 100 jadi 200, misalnya. Ahli IT kita juga bilang, supaya tidak menimbulkan keresahan lebih baik ditutup. Sekarang kita sedang mempertimbangkan kapan akan dibuka lagi," sebutnya.

Namun Arief menyampaikan bahwa situs itu bukan hasil akhir untuk menetapkan berapa perolehan suara tiap calon kepala daerah (cakada). Menurut dia, masyarakat harus memahami bahwa situs itu hanya digunakan untuk membantu memberikan informasi yang cepat. Sehingga penghitungan bersifat transparan dan memberikan kemudahan akses untuk melihat, bagi siapapun dan dari manapun.

Dia menjelaskan, yang akan dijadikan bahan penetapan hasil akhir pilkada nantinya berdasarkan rekapitulasi berjenjang yang dilakukan secara manual di masing-masing tingkatan.

"Pertama di TPS. Berita acara. Berita acara itu Lalu di rekap di Kecamatan. Lalu direkap di Kabupaten Kota. Lalu ditetapkan," tandasnya.

Karenanya, rekapitulasi hasil penghitungan suara yang dilakukan dalam rapat pleno terbuka di tiap tingkatan lah yang akan dijadikan bahan penetapan pemenang Pilkada.

Reporter: Yunizafira Putri

Sumber: Liputan6.com

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengamat Siber Temukan Keanehan Data Penghitungan Suara pada Situs KPU

Pengamat Siber Temukan Keanehan Data Penghitungan Suara pada Situs KPU

Pengamat Siber Temukan Keanehan Hasil Penghitungan Suara pada Situs KPU

Baca Selengkapnya
Ketua KPU Bicara Pengusutan Dugaan Kebocoran Data Pemilih: Pasti Ada Penindakan Hukum

Ketua KPU Bicara Pengusutan Dugaan Kebocoran Data Pemilih: Pasti Ada Penindakan Hukum

KPU hingga kini masih menelusuri dugaan peretasan tersebut.

Baca Selengkapnya
KPU Ungkap Penyebab Data Perolehan Suara di Sirekap Tidak Akurat

KPU Ungkap Penyebab Data Perolehan Suara di Sirekap Tidak Akurat

KPU menemukan masalah utamanya adalah pada tahap konversi di Sirekap.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
KPU: 1.223 TPS Salah Input Data Perolehan Suara Pilpres 2024 di Sirekap

KPU: 1.223 TPS Salah Input Data Perolehan Suara Pilpres 2024 di Sirekap

KPU berdalih terus menerus memperbaiki kinerja lapangan dan data Sirekap KPU Kabupaten Kota.

Baca Selengkapnya
KPU Pastikan Tidak Ada Penyimpanan Data Sirekap di Luar Negeri

KPU Pastikan Tidak Ada Penyimpanan Data Sirekap di Luar Negeri

Ganguan terhadap sistem SIREKAP, KPU menyatakan hal itu disebabkan salah satunya oleh gangguan DDoS.

Baca Selengkapnya
Situs KPU Diserang saat Penghitungan Suara Pemilu 2024, Ini Saran Pakar Keamanan Siber

Situs KPU Diserang saat Penghitungan Suara Pemilu 2024, Ini Saran Pakar Keamanan Siber

Pratama memandang perlu KPU menerapkan filter lalu lintas yang dapat mengidentifikasi pola serangan DDoS dan memblokirnya sebelum mencapai target.

Baca Selengkapnya
KPU Akui Ada Salah Input Data Sirekap di 1.700 TPS

KPU Akui Ada Salah Input Data Sirekap di 1.700 TPS

Data Sirekap yang perlu perbaikan bukan hanya pemilihan presiden saja, legislatif DPR RI juga.

Baca Selengkapnya
Beredar Pesan Pemilu 2024 Tidak Menggunakan Undangan Fisik, Begini Penjelasan KPU

Beredar Pesan Pemilu 2024 Tidak Menggunakan Undangan Fisik, Begini Penjelasan KPU

Beredar informasi yang menyebut KPU tidak lagi mengeluarkan undangan fisik, begini penelusurannya

Baca Selengkapnya
KPU Respons PSI soal Ada Temuan 10% Suara Tidak Sah pada Pileg

KPU Respons PSI soal Ada Temuan 10% Suara Tidak Sah pada Pileg

Saat ini belum ada rekap data untuk suara tidak sah dari KPU RI.

Baca Selengkapnya