Pengamat: Capim KPK non-unggulan sampai ditanya 'Anda selingkuh ya?'
Merdeka.com - Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gajah Mada (UGM), Zainal Arifin Mochtar menganggap kualitas uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama ini agak bermasalah.
Saat fit and proper test capim KPK Jilid III pada 2011 misalnya, kata Zainal, para anggota DPR kerap melontarkan pertanyaan yang dianggap tidak pantas untuk disampaikan pada calon. Bahkan, dia juga menyinggung adanya capim KPK yang diunggulkan sehingga mendapat perlakuan lebih dari anggota DPR.
"Kualitas fit and proper test agak bermasalah. Calon unggulan sudah diteleponin. Calon non-unggulan sampai ditanya 'Anda selingkuh ya?', 'kenapa Anda botak?'. Saya tidak tahu apa kaitannya 'fit and proper test' dengan kebotakan?," kata Zainal dalam diskusi nasional di DPP Partai Demokrat bertajuk ' Mencari Sosok Ideal Pimpinan KPK', Jakarta, Selasa (15/9).
Dosen Fakultas Hukum UGM ini juga menyarankan Komisi III untuk menggunakan jasa para ahli saat melakukan fit anda proper test. Namun, menurut dia, kewenangan tetap ada di tangan anggota legislatif.
"Kenapa enggak pakai ahli? Panel ahli kan jauh lebih bisa menggali potensi capim. Biar kan anggota hanya melihat," terang Zainal.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi telah menyerahkan delapan nama calon pimpinan KPK ke DPR. Nama-nama calon pimpinan KPK pilihan Presiden Joko Widodo itu akan digodok di parlemen sebelum diserahkan kembali ke Istana.
Delapan nama yang masuk ke meja pimpinan DPR hasil saringan Tim Pansel adalah Saut Situmorang, Surya Chandra, Alexander Marwata, Basariah Panjaitan, Agus Rahardjo, Sujanarko, Johan Budi Sapto Prabowo dan Laode Muhammad Syarif.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
DPR Setujui 7 Anggota LPSK Periode 2024-2029, Berikut Daftarnya
Setelah melalui proses fit and proper test, terpilihlah tujuh calon anggota LPSK.
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Anies Berharap Tidak Ada Lagi Pelanggaran Etik
DKPP menyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari melanggar etik.
Baca SelengkapnyaCak Imin Pastikan PKB Ikut Dorong Hak Angket Pemilu, Tanda Tangan dan Nama Kader Menyusul
Cak Imin memastikan partainya akan ikut mendukung hak angket kecurangan Pemilu 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PPP Tegaskan Siap Dukung Hak Angket Usut Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
Sikap tegas mendorong hak angket di DPR agar pelaksanaan pemilu serentak pada 14 Febuari lalu dapat terang benderang.
Baca SelengkapnyaDeretan Anggota DPR Lantang Bersuara Keras yang Terancam Kalah di Pemilu 2024
Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaTak Proses Dua Pengaduan Pelanggaran Pemilu, Komisioner Bawaslu Dilaporkan Tim Hukum Timnas AMIN ke DKPP
Kedua pengaduan itu telah dilaporkan ke Bawaslu RI pada 19 Februari 2024 dan dibalas pada 22 Februari 2024, dengan status laporan tidak memenuhi syarat materil.
Baca SelengkapnyaDigugat AMAN soal RUU Masyarakat Adat, DPR Bilang Begini
Aliansi Masyarakat Adat Nasional menggugat DPR dan pemerintah ke PTUN karena dianggap abai
Baca SelengkapnyaJK Nilai Hak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Cegah Parlemen Jalanan
JK kembali mengajak pihak-pihak keberatan dengan hasil Pemilu 2024 menempuh jalur konstitusional.
Baca SelengkapnyaPeta Partai yang Mendukung dan Menolak Hak Angket Kecurangan Pemilu di DPR
Wacana hak angket untuk mengusut kecurangan Pemilu 2024 masih bergulir.
Baca Selengkapnya