Pengamanan di 10 Nopember dinilai menyalahi prosedur
Merdeka.com - Polisi tiap kali mendapat kritikan saat menangani aksi massa yang berujung anarkis. Dalam penanganannya, polisi dinilai selalu berlebihan.
Menurut pengamat kepolisian Nata S Pane, jika penanganan semacam itu tidak diubah akan memperburuk citra polisi. Dia mengusulkan agar polisi memperbaiki cara menangani massa yang anarkis.
"Kepolisian harus memperbaiki protap (prosedur tetap) kerja dan pemimpin yang melanggar etika profesi dapat ditindak tegas," kata Nata kepada merdeka.com, Selasa (4/6).
Nata menjelaskan, urutan protap menghadapi massa memanas adalah melakukan negosiasi, apabila gagal baru kerahkan dalmas. "Apabila gagal juga baru kerahkan water canon tetapi kalau masih gagal juga baru gas air mata," jelas dia.
Seperti yang terjadi di Surabaya, Stadion Gelora 10 Nopember, seharusnya polisi menembakkan water canon terlebih dahulu sebelum gas air mata. "Itu jelas salah prosedur karena langsung gas air mata," kata Neta.
Neta melanjutkan, dari zaman orde baru hingga sekarang kepolisian hanya memiliki empat mobil water canon dan kondisinya juga sangat buruk semua. "Satu rusak, satu tangkinya bocor, dan yang dua pompa bocor jadi tidak maksimal dalam penyemprotan. Kondisi inilah yang membuat polisi yang di bawah melanggar protap," tutur dia.
Akhir pekan lalu, usai laga lanjutan Indonesia Premier Lague (IPL) antara Persebaya 1927 versus Persija Jakarta pada Minggu (3/6) sore berbuntut kerusuhan. Satu orang tewas dalam insiden tersebut. Purwo Adi Utomo, warga Babadan Rukun 6, Surabaya meninggal dunia karena terinjak-injak penonton yang panik oleh tembakan gas air mata polisi.
Sementara Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Tri Maryanto menegaskan, tindakan anak buahnya dalam membubarkan Bonek dengan menembakkan gas air mata usai pertandingan sudah sesuai prosedur. Menurut dia, bentrokan terjadi karena ulah suporter yang melempar batu ke arah petugas.
"Tindakan para suporter ini kami halau dengan tembakan gas air mata. Karena panik, banyak suporter yang terinjak-injak. Ada satu korban yang ditemukan telungkup di atas tribun dan sudah kami beri pertolongan. Namun nyawanya tetap tidak tertolong," kata dia.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi meminta masyarakat tak terprovokasi dan mempercayakan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaPihaknya tidak bisa bergerak sendiri tanpa adanya peran serta masyarakat.
Baca SelengkapnyaSiskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies mengatakan, penangkapan pelaku pengancaman tersebut setidaknya memberikan pelajaran kepada siapa saja yang melakukan hal serupa.
Baca SelengkapnyaSebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.
Baca SelengkapnyaWarga diminta selalu waspada dan mempersiapkan kendaraan sebaik mungkin sebelum mudik
Baca Selengkapnya