Pengalaman 21 Srikandi penggowes perempuan
Merdeka.com - Pengalaman yang tak tergantikan. Itulah yang patut disematkan bagi ke-21 Srikandi Pengayuh Sepeda dari Jepara, Jawa Tengah menuju Bandung Jawa Barat.
Dengan jarak tempuh lebih dari 600 km, dalam waktu satu pekan adalah pencapaian yang patut dibanggakan bagi perempuan-perempuan perkasa itu.
Tak semua orang bisa melakukan itu terlebih perempuan. Salah satu srikandi, Elizabeth (27), mengaku sangat menikmati perjalanan sepeda jarak jauh Jepara-Bandung.
"Perjalanan tersebut sebagai pengalaman melatih fisik dan mental," kata Elizabeth kepada wartawan, Sabtu (28/4).
Dia merasakan bagaimana kerja tim dengan teman-teman baru. Dan lewat bersepeda ini juga, ia merasa kenal diri sendiri dengan taklukan tantangan.
"Saya berusaha supaya engga mudah menyerah dan terus berjuang supaya sampe di Bandung," terangnya.
Selama perjalanan ia pun terlintas berpikir mengenai makna perempuan. Ia menyebut bahwa inti utama manusia adalah perempuan, yakni seorang ibu.
Ibulah yang melahirkan anak-anaknya sekaligus sebagai orang pertama yang memberikan pendidikan bagi sang anak.
Perjalanan selama sepekan dengan bersepeda itu untuk memperingati Hari Kartini, 21 April 2012. Rutenya mulai dari Jepara, tempat kelahiran R.A. Kartini, dan berakhir di Bandung, kota kelahiran Dewi Sartika, pejuang wanita lewat pendidikan.
Di Bandung ke-21 Srikandi itu disambut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca SelengkapnyaKemampuan wanita ini melewati akses jalan yang ekstrem bikin takjub warganet.
Baca SelengkapnyaKendaraan pribadi cukup banyak memakan biaya baik sebelum maupun saat melakukan perjalanan mudik Lebaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wika Salim, seorang pedangdut, pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan saat memulai karirnya dari satu panggung ke panggung lainnya.
Baca SelengkapnyaMenjadi jurnalis perempuan yang meliput sepak bola bak dua mata pisau berlawanan. Pada satu sisi bisa memperoleh kemudahan, tapi bisa juga jadi korban kekerasan
Baca SelengkapnyaWanita ini perlihatkan kondisi pasar yang sangat sepi jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaSaat memasuki pesawat, wanita ini pun heran melihat pesawat kosong.
Baca SelengkapnyaSiapa bilang perempuan tak bisa melakukan pekerjaan berat? Wanita satu ini berhasil membuktikan kemampuannya.
Baca SelengkapnyaSosok penulis dan wartawan dari Bukittinggi ini terus menyuarakan hak-hak perempuan dan penghapusan perkawinan anak.
Baca Selengkapnya