Peneliti Keluhkan Dana, DPR Bilang Anggaran Penanganan Corona Rp 1 Triliun
Merdeka.com - Peneliti gabungan Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengaku kesulitan mendapatkan dana untuk melanjutkan uji klinis vaksin Covid-19. Alasannya, belum ada dana yang dicairkan pemerintah.
Menanggapi itu, Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mengatakan, seharusnya tidak ada kesulitan dana bagi pemerintah. Sebab, Kementerian Kesehatan serta BNPB telah disuntik dana sekitar Rp 1 triliun dalam rangka penanganan corona.
"Seharusnya secara logika tidak ada masalah dana," ujar Kurniasih saat dihubungi, Rabu (18/3).
Kurniasih menuturkan, dana tersebut telah diberikan ke pemerintah untuk mengatasi Covid-19. Termasuk riset vaksin di antaranya. Kendati, Kurniasih mengakui bahwa untuk melakukan riset vaksin corona membutuhkan waktu yang sangat panjang.
"Ini mungkin saya enggak tahu peletakan anggarannya saya tak tahu, harusnya masuk tim riset kemenkes dan itu kemenkes punya anggaran. Menurut saya harusnya tidak ada kesulitan anggaran karena sumber dana kemenkes memadai untuk dilakukan tes," jelasnya.
Kurniasih sendiri belum mengetahui informasi belum cairnya dana tersebut. Termasuk apakah ada kesulitan juga untuk mendapatkan alat-alatnya.
Saat ini, kata dia, Balitbangkes juga tengah melakukan penelitian terkai vaksin. Menemukan vaksin, kata Kurniasih sulit, negara luar yang sudah lebih dulu melakukan penelitian belum bisa menemukannya.
Kendati demikian, pemerintah saat ini tengah lebih berfokus untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona di masyarakat.
"Saat ini kita tak fokus ke vaksin tapi bagaimana memutus mata rantai dan memberikan kesembuhan kepada pasien-pasien yang paling mendesak saat ini," kata politikus PKS ini.
Peneliti Curhat Anggaran
Sebelumnya dalam wawancara khusus bersama merdekacom, para peneliti gabungan ilmuan dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), Fakultas Farmasi UI dan Institut Pertanian Bogor (IPB) sedang melakukan tahap awal untuk mencari antivirus COVID-19.
Tetapi para penetili menyayangkan, mereka belum melakukan uji klinis lantaran dana pemerintah belum cair.
"Kesulitannya satu yaitu terkait dana. Jika ada dananya ada maka penelitian akan jalan," ungkap Dekan FK UI Ari Fahrial Syam, saat dihubungi merdeka.com.
Menristek Akui Dana Belum Cair
Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pencairan tersebut diperuntukan untuk lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang tergabung dalam satgas Covid-19 untuk mencari vaksin.
Peneliti dan perguruan tinggi yang terkait Satgas yaitu LIPI, BPPT, Eijkman,dan UI, UGM, UNAIR serta IPB.
"Anggarannya khusus, relokasi dari kegiatan lain sesuai arahan Presiden. Pencairan akan dipercepat," kata Bambang Brodjonegoro ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Rabu (18/3).
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
kenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPresiden menyampaikan pemenuhan kebutuhan pangan merupakan prioritas pemerintah saat ini.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaAyu, salah seorang penerima bantuan, mengaku bersyukur atas bantuan pangan yang diberikan pemerintah.
Baca Selengkapnya