Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pendakian Terakhir dalam Dekapan Gunung Bawakaraeng

Pendakian Terakhir dalam Dekapan Gunung Bawakaraeng Evakuasi Seorang Pendaki Meninggal di Gunung Bawakaraeng. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Delapan remaja asal Gowa, Sulawesi Selatan. Steven (21), Zainal Abidin (21), Rian (20), Fadly (20), Andi Fauzan Mukhtahari (21), Wahyudi (21), Suardi (21), dan yang termuda Febrian Alfiandi (17). Semua mahasiswa, kecuali Febrian yang berstatus pelajar. Mereka membayangkan bisa mengikuti upacara peringatan HUT ke-76 Indonesia di atas ketinggian. Di antara gugusan awan.

Steven pamit kepada ibundanya, Vivi Desi Yulianita. Steven menyampaikan ingin pergi ke rumah temannya di kaki Gunung Bawakaraeng. Ibunda menitipkan pesan. Agar Steven tidak mendaki gunung. Lantaran cuaca sedang tidak bersahabat.

"Sempat dia cium dan peluk saya sebelum berangkat," ujar Vivi.

Steven berangkat bersama rekannya. Dengan segala perhitungan. Memilih waktu perjalanan pada akhir pekan, Sabtu (14/8). Tiga hari sebelum hari peringatan kemerdekaan. Mereka berangkat dari Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Tujuannya, Gunung Bawakaraeng. Gunung yang sudah tersohor namanya di Sulawesi Selatan. Lebih dari 66 kilometer jarak yang harus ditempuh dari rumah.

Hari sudah gelap saat tiba di Pos Bulubalea. Laju perjalanan mereka dihentikan petugas. Tidak diperbolehkan ada pendakian jelang peringatan kemerdekaan. Sesuai aturan pembatasan aktivitas, Gunung Bawakaraeng pun terpaksa ditutup sementara.

Di sana sudah ada ratusan pendaki yang bersiap menapaki jejak kaki di Gunung Bawakaraeng. Jumlahnya terlalu banyak. Diperkirakan 812 orang pendaki. Petugas tak sanggup menghalangi. Pos penjagaan terbuka. Steven dan rekan-rekannya, berhasil menembus pos penjagaan.

Keesokan harinya, delapan karib ini mulai melangkahkan kaki di antara akar-akar pohon dan bebatuan. Di bawah rimbunnya pepohonan Gunung Bawakaraeng. Sesekali beristirahat sejenak, melepaskan lelah. Untuk kemudian berjalan kembali.

Setelah perjalanan panjang dan melelahkan, mereka memutuskan bermalam. Ketika badai menerjang. Mereka menggelar tenda di pos delapan. Malam itu, dihabiskan untuk istirahat. Sebab, keesokan hari perjalanan dimulai kembali. Mereka menatap puncak Gunung Bawakaraeng, di ketinggian 2.830 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Selepas malam berganti hari, mereka mengemasi barang. Berjalan menuju puncak. Hari masih gelap. Delapan remaja ini berjalan bersama. Hingga akhirnya, mereka berhasil menapakkan kaki di puncak Gunung Bawakaraeng. Ada rasa bahagia di sana. Tetapi tidak lama. Badai di puncak gunung, memaksa mereka turun. Tas berisi logistik hampir kosong.

Cerita di jalan pulang, tak semanis awal pendakian. Mereka terpisah jalan. Steven tak kuasa menahan dingin udara Gunung Bawakaraeng yang menusuk dalam tubuh. Dia roboh di jalur pendakian. Selepas pos delapan, mendekati pos tujuh. Hanya seorang diri. Tak ada rekan yang menemani.

Dari kejauhan, rombongan pendaki lain melihat Steven. Tubuhnya sudah tak lagi bergerak. Dihantam hipotermia, penyakit di ketinggian yang menghantui para pendaki. Steven meninggal dunia di pelukan Gunung Bawakaraeng. Kabar ini terdengar tim penyelamat, Siaga Merah Putih. Mereka bergerak, mengevakuasi jasad Steven. Dari jalur pendakian, menuju pos tujuh. Kemudian dibawa ke Puskesmas Tinggimoncong, Gowa.

tim sar cari pendaki hilang di gunung bawakaraeng

Setelah jasad Steven tiba di Puskesmas, tim penyelamat kembali mendapat kabar. Ada pendaki yang juga mengalami hipotermia. Dikabarkan meninggal dunia. Lokasinya, di pos lima Gunung Bawakaraeng. Ternyata, pendaki itu rekan Steven. Di pos lima, Wahyudi dan Suardi melewati malam bersama rekannya, Rian. Bertiga melawan dinginnya malam.

Ketika matahari mulai meninggi, Wahyudi dan Suardi mencoba membangunkan rekannya. Tapi sudah tidak bergerak. Satu lagi rekannya meninggal dunia. Jarum jam menunjukkan pukul 06.00 WITA. Wahyudi dan Suardi membaringkan tubuh rekannya di antara bebatuan dan pohon rindang. Tubuhnya ditutup Jaket hitam. Sebagai tanda.

Langkah berat Wahyudi dan Suadi. Mereka terpaksa meninggalkan rekannya seorang diri. Mencari bantuan untuk membawa turun jenazah sahabatnya.

Bersamaan dengan itu, tim SAR menyisir lokasi. Ada jenazah yang ditemukan. Namun bukan jenazah Rian. Pendaki lain yang juga rombongan Steven. Dia adalah Zainal Abidin. Jenazahnya tergeletak di pinggir jalan. Di antara pos 6 mendekati Pos 5. Hari menunjukkan pukul 14.20 WITA, Rabu (18/8).

"Temannya yang ikut menunjukkan lokasi tidak melihat secara jelas apakah itu Rian atau Zainal. Setelah dikirimkan foto oleh keluarganya, ternyata itu bukan Rian," ujar Kapolsek Tinggimoncong Gowa Iptu Hasan.

Jenazah dibawa turun. Menuju Puskesmas Tinggimoncong. Kantong jenazah dibuka. Ternyata benar, itu bukan sosok Rian melainkan Zainal. Tim penyelamat kembali menyusuri jalan setapak di Gunung Bawakaraeng. Mencari Rian. Ada kekhawatiran, jenazah dihantam badai atau terperosok ke jurang.

Pencarian berlangsung meski matahari sudah terbenar. Tim penyelamat menyisir jalan. Mata mereka tajam menembus pekat malam. Proses pencarian berlangsung dramatis. Kondisi sudah gelap dan cuaca Gunung Bawakaraeng yang ekstrem.

evakuasi jenazah pendaki ketiga dari gunung bawakaraeng

Mereka menyusuri pos lima Gunung Bawakaraeng. Tempat istirahat terakhir Rian. Lokasi tubuh Rian ditinggalkan. Sekitar 500 meter dari pos lima, terlihat tubuh pendaki terbujur kaku. Jenazah Rian ditemukan. Pukul 20.40 WITA, Rabu (18/8).

"Korban ditemukan pukul 20.40 Wita sekitar 500 meter dari Pos 5 dalam keadaan meninggal dunia," ujar Kepala Basarnas Sulsel, Djunaidi.

Tiga pendaki yang berdiri bersama di puncak gunung, ditemukan terpisah di jalan pulang. Steven terbujur kaku di Pos 7. Zaenal menghembuskan napas terakhir di antara Pos 5-6. Dan jejak pendakian terakhir Rian di sekitar Pos 5.

Seharusnya Steven berbahagia bulan depan. Kuliahnya sudah selesai. Bulan depan, mahasiswa Politeknik Negeri Ujungpandang akan diwisuda. Jalan hidup berkata lain.

Ibunda Steven, Vivi Desi Yulianita tak kuasa melihat anaknya pulang berbalut kantong jenazah. Tubuh buah hatinya terbujur kaku. Wajahnya pucat memutih. Tangis haru terdengar dari dalam rumah di Jalan Melati Nomor 25, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Tangisan mengantar kepergian Steven.

"Steven mau diwisuda bulan depan di kampusnya, sudah selesai kuliahnya, tapi takdir berkata lain," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Jenazah Zainal Abidin, mahasiswa UIN Alauddin Makassar juga telah diserahkan kepada keluarga di rumah duka, Jalan Beringin, Kasomberan, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Suasana haru juga menyelimuti kediaman korban. Puluhan rekan kuliah korban serta kerabatnya memadati rumah duka.

Sementara lima rekan Steven, berhasil selamat. Fadly (20), Andi Fauzan Mukhtahari (21), Wahyudi (21), Febrian Alfiandi (17), dan Suardi (21), kembali ke pelukan hangat keluarga.

"Cuaca ekstrem dan ketidaksiapan para pendaki baik mental maupun perbekalan menjadi faktor utama penyebab banyak korban meninggal dunia di atas gunung," kata Kepala Basarnas Makassar Djunaidi.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Pendaki yang Hilang di Gunung Sanghyang Bali Ditemukan Selamat

4 Pendaki yang Hilang di Gunung Sanghyang Bali Ditemukan Selamat

Empat pendaki yang sempat dikabarkan tersesat di Gunung Sanghyang, Kabupaten Tabanan, Bali, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.

Baca Selengkapnya
13 Pendaki Gunung Pangrango yang Hilang Ditemukan, Begini Kondisinya

13 Pendaki Gunung Pangrango yang Hilang Ditemukan, Begini Kondisinya

13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.

Baca Selengkapnya
Diancam akan Dibunuh, ABG Diperkosa Teman Kerja

Diancam akan Dibunuh, ABG Diperkosa Teman Kerja

Saat berada di tengah perjalanan pelaku malah mengarahkan kendaraannya ke rumahnya yang berada di wilayah Kecamatan Panongan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Punya Jalur Pendakian Terpanjang Kedua di Sumatra, Ini 4 Fakta Gunung Patah Bengkulu

Punya Jalur Pendakian Terpanjang Kedua di Sumatra, Ini 4 Fakta Gunung Patah Bengkulu

Gunung Patah mempunyai medan pendakian yang sulit, tutupan hutan yang rapat akan menghambat perjalanan yang bisa berhari-hari.

Baca Selengkapnya
Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.

Baca Selengkapnya
Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat

Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat

Penangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Pasangan Kekasih Konon Tak Boleh Berkunjung ke Candi Termegah di Jatim, Ini Kisah di Baliknya

Pasangan Kekasih Konon Tak Boleh Berkunjung ke Candi Termegah di Jatim, Ini Kisah di Baliknya

Di sisi lain, ada kepercayaan bahwa orang yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan keberkahan

Baca Selengkapnya
Duka Warga Pesisir Padang Pariaman, Rumahnya Hancur Dihantam Abrasi Bertahun-Tahun

Duka Warga Pesisir Padang Pariaman, Rumahnya Hancur Dihantam Abrasi Bertahun-Tahun

Tingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga

Baca Selengkapnya
8 Pendakian Gunung Paling Berbahaya di Eropa, Pemula Jangan Nekat

8 Pendakian Gunung Paling Berbahaya di Eropa, Pemula Jangan Nekat

Mereka yang gemar tantangan akan sangat menikmati pendakian-pendakian gunung ini di Eropa.

Baca Selengkapnya