Penasihat Kesehatan: Pandemi Munculkan Anak Nol Dosis Imunisasi
Merdeka.com - Penasihat kesehatan senior dari Save the Children Internasional, Karrar, mengatakan pandemi Covid-19 mengakibatkan pemburukan imunisasi pada anak. Tidak hanya itu, juga menimbulkan fenomena zero dose children atau anak dengan nol dosis imunisasi.
"Ini merupakan dekade yang hilang karena imunisasi yang tidak berhasil diberikan kepada anak-anak akibat pandemi. Oleh sebab itu, ini menyebabkan zero dose children atau anak anak dengan dosis nol imunisasi," kata Karrar dalam webinar Pentingnya Imunisasi Rutin untuk Anak di Masa Pandemi COVID-19 yang diikuti di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (30/9).
Menurut Karrar, sebenarnya kondisi ini telah ada sejak sebelum wabah Covid-19 terjadi di seluruh dunia. Namun, pandemi Covid-19 membuat situasi pemberian imunisasi pada anak semakin memberikan jurang ketimpangan di setiap tempat.
Berdasarkan data yang dia miliki, secara global angka anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi atau imunisasi mengalami peningkatan dari sebelumnya berjumlah 13,6 juta anak menjadi 17,1 juta anak.
Penyebab anak-anak tidak mendapatkan dosis imunisasi itu, kata dia, adalah hampir sebesar 50 persen tinggal di daerah perkotaan yang masuk ke dalam komunitas terpencil, daerah terpencil serta populasi yang berada di daerah konflik.
"Jadi dua per tiga dari 50 persen anak-anak ini, berada di negara seperti Nigeria, India, Kongo, Pakistan dan Ethiopia. Kalau kita memiliki strategi untuk mengurangi zero dose children ini, kita bisa mulai fokuskan di lokasi di mana anak-anak ini tinggal dan kita bisa tekankan upaya di daerah- daerah tersebut," ujar dia.
Akibat tinggal di daerah tersebut, anak kurang mendapatkan cakupan imunisasi seperti campak dan polio karena orang tua tidak memiliki akses pelayanan kesehatan dan memiliki kondisi keuangan di bawah garis kemiskinan.
Karrar melanjutkan pandemi juga telah menghambat pemerintah untuk memberikan edukasi seputar imunisasi kepada masyarakat dan karena adanya pembatasan masuk ke setiap negara, maka pasokan suplai vaksin imunisasi tersebut mengalami penundaan dan tidak dapat dikirimkan lebih cepat sehingga sulit menjangkau anak-anak.
Pandemi Covid-19 juga memberikan dampak pada penurunan pendapatan dan pengeluaran per kapita negara, sehingga Karrar mengatakan akan berdampak pada pemberian imunisasi anak-anak tersebut.
"Hal ini mempengaruhi ekonomi yang menurun, maka anggaran untuk imunisasi juga berpengaruh. Pendanaan dari donor juga semakin mengecil," ucap Karrar.
Health Officer and Vaccine Demand Unicef Indonesia, Sartini Saman, menambahkan kondisi tersebut juga terjadi di Indonesia karena beberapa hal antara lain beban pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dengan jumlah sangat besar dalam waktu yang singkat.
"Sehingga tenaga-tenaga pejuang imunisasi di lapangan itu terserap waktu, tenaga, keringat, air mata semuanya menyukseskan untuk kita keluar dari pandemi ini. Jadi waktu untuk imunisasi rutin terdampak," kata Sartini.
Penutupan posyandu di sebagian besar daerah juga menjadi penyebab selanjutnya. Dia mengatakan sejak awal tahun lalu hingga saat ini, banyak kegiatan imunisasi yang terpaksa ditunda akibat Covid-19.
Hal serupa juga terjadi di banyak sekolah yang akhirnya harus melakukan kegiatan pembelajaran secara daring, sehingga pelaksanaan bulan imunisasi anak di sekolah ikut mengalami penundaan.
Sartini juga menjelaskan, kondisi ikut diperparah karena orang tua khawatir untuk membawa anak mengikuti imunisasi di fasilitas kesehatan karena takut tertular virus SARS-CoV-2 dan terakhir akibat hoax soal imunisasi yang merebak di masyarakat.
"Kami highlight pertama, orang tua khawatir untuk membawa anaknya karena takut terkena virus corona. Jadi di rumah saja dulu termasuk bila waktu sudah dijadwalkan. Kemudian tentu saja yang sangat tren di Indonesia berita negatif mengenai imunisasi," kata dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaKenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit
Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cara Penularan Polio yang Wajib Diwaspadai Orang Tua, Kenali Faktor Risikonya
Polio bisa menginfeksi anak lewat berbagai cara. Dengan mengetahui cara penularan polio ini, orang tua bisa mewaspadai apa saja yang berisiko untuk anaknya.
Baca SelengkapnyaPenyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya
Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Usus Buntu pada Anak, Jaga Asupannya tetap Sehat
Usus buntu pada anak adalah kondisi medis di mana apendiks, organ kecil yang menempel pada usus besar mengalami infeksi dan peradangan.
Baca SelengkapnyaBahaya Polio bagi Anak dan Gejalanya, Orang Tua Wajib Tahu
Polio pada anak adalah masalah kesehatan yang serius yang harus diwaspadai oleh setiap orang tua. Penyakit ini menyerang saraf pusat dan menyebabkan lumpuh.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia Rentan Alami Guncangan Finansial jika Berhadapan dengan Gangguan Kesehatan
Hingga dalam jangka waktu panjang, semakin sulit bagi masyarakat terdampak untuk pulih dan kembali berdaya secara finansial.
Baca SelengkapnyaKapolri Sebut Angkat Kejahatan Sepanjang 2023 Meningkat Dibanding 2022
Listyo secara terpisah memaparkan, ada kurang lebih 8.008 perkara kejahatan terhadap perempuan dan anak yang diselesaiListyo secara terpisahkan pada tahun 2023.
Baca Selengkapnya