Pemprov Kalsel Bagikan 2.000 APD ke RS Rujukan Penanganan Covid-19
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) segera membagikan 2.000 alat pelindung diri (APD) kepada seluruh rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Muslim mengatakan seluruh APD bantuan dari pusat tersebut datang sejak Kamis (26/3).
"Begitu datang, alat pelindung diri tersebut langsung kami distribusikan ke seluruh rumah sakit rujukan," katanya, di Banjarbaru, Jumat (27/3).
RSUD Ulin mendapatkan porsi lebih besar, karena sampai saat ini menerima pasien terindikasi COVID-19 paling banyak.
Sebelumnya, Muslim dalam siaran pers Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 di Command Center Pemprov Kalsel, melalui video yang dibagikan kepada media, Kamis, (26/3) petang, mengatakan saat ini kondisi para pasien baik pasien dalam pengawasan (PDP) maupun terkonfirmasi positif mulai membaik.
"PDP yang masih dalam perawatan, kini kondisinya juga semakin membaik," katanya.
Pasien Ulin 09 asal Martapura, kini kondisinya masih sesak napas, tapi menunjukkan kondisi cukup stabil.
Selanjutnya, Ulin 10, laki-laki (45) yang juga dari Martapura, sudah tidak lagi mengalami sesak napas namun masih bantuk, Ulin 11, laki-laki (56) dari Banjarmasin, kondisinya stabil.
Selanjutnya, Ulin 12 wanita (51) dari Banjarmasin masih lemah, ada mual namun mulai menunjukkan perbaikan, pasien Ulin 13 umur (21) dari Tabalong nampak stabil, tidak ada sakit tenggorokan.
Terakhir, Ulin 14 wanita (36) tahun dari Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) demamnya sudah tidak ada, masih ada batuk dan sesak napas, kondisi lebih baik.
Pada kesempatan tersebut, Muslim juga menyampaikan,pada Kamis siang, pihaknya menerima hasil tes pasien PDP Ulin 08 dan hasilnya negatif, sehingga pasien bersangkutan kini telah dipulangkan ke rumahnya dalam kondisi jauh lebih baik dibanding saat datang.
Sedangkan total orang dalam pengawasan (ODP) kini mencapai 899 orang.
Pemprov Kalsel terus berupaya mencegah penyebaran COVID-19 antara lain dengan melakukan rapid test Virus Corona untuk mendeteksi dini atas indikasi awal seseorang terinfeksi COVID-19 kepada warga yang memiliki gejala klinis.
Saat ini, tim sedang membuat protokol pemanfaatan dan proses tes kepada warga.
Namun yang pasti, kata dia, alat tersebut akan dimanfaatkan untuk tes warga yang memiliki gejala klinis COVID-19, kemudian tim kesehatan yang menangani pasien di rumah sakit rujukan.
Selain itu, juga untuk mengetes Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang belum diambil sampel spesimennya.
Menurut Muslim, rapid test dilakukan melalui pengecekan antibodi pasien yang diduga terpapar melalui darah.
Namun, katanya lagi, jika pasien positif Corona baru saja terkena, tidak bisa langsung terlihat karena dibutuhkan waktu 6-7 hari dalam pembentukan antibodi.
Bagi yang hasilnya negatif pun tetap harus melakukan isolasi mandiri sesuai dengan arahan.
"Rapid test negatif juga tidak bisa dimaknai orang itu tidak sakit, karena beberapa skrining awal dengan hasil negatif dimaknai belum muncul antibodi, butuh waktu 6-7 hari dan baru setelah itu bisa diukur dikatakan positif atau negatif," ujarnya lagi.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski belum memiliki poli kejiwaan namun untuk penanganan awal masih dapat dilakukan di RSUD Kota Serang.
Baca SelengkapnyaCaleg DPRD SUmsel MM melapor ke polisi. Dia mengaku sebagai korban penipuan dan penggelapan terkait transaksi suara pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaAngka ini diperkirakan naik seperti sebelum pandemi covid-19.
Baca SelengkapnyaPenyaluran pembiayaan juga mengalami kenaikan sebesar 27,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaWalau dia tak tamat menempuh pendidikan di bangku SD, nyatanya kini ia berhasil menjadi seorang bos dengan punya banyak karyawan.
Baca SelengkapnyaBiaya Pengobatan Penyakit Pernapasan di BPJS Tembus Rp10 Triliun, Menkes Minta Polusi Udara Ditekan
Baca Selengkapnya