Pemerintah Telat! Masyarakat Sudah Jalani Tatanan Hidup Baru di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Pemerintah melalui Juru Bicara Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyatakan masyarakat harus siap dengan tatanan kehidupan baru, demi menyelaraskan hidup di tengah pandemi corona selama penemuan vaksin belum ditemukan.
Dari hal itu, Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun menilai pemerintah selalu kerap kali telat dalam memberikan anjuran kepada masyarakat, termasuk anjuran tatanan kehidupan baru.
"Sebelum pemerintah menganjurkan, masyarakat sudah lebih dulu melaksanakan pola hidup baru di tengah pandemi Covid-19," ujar Ubed saat dihubungi merdeka.com, Jumat (15/5).
Dia menjelaskan, seperti halnya perubahan pola berekonomi, interaksi, hidup di rumah, kerja, belajar, dan lain-lainnya telah dilakukan masyarakat sebelum ada anjuran dari pemerintah.
Ubed mengatakan, seharusnya pemerintah sudah bukan lagi memberikan anjuran-anjuran kepada masyarakat untuk melakukan tatanan hidup baru. Melainkan, kebijakan yang mendukung tatanan dan pola tersebut.
"Misalnya kebijakan pemerintah mengatasi tingginya tingkat stress masyarakat itu apa? Kebijakan pemerintah untuk mendukung pekerja pada proses produksi barang yang tidak bisa atau belum diganti oleh teknologi itu apa? Kebijakan pemerintah untuk mendukung pola belajar baru agar efektif itu apa?" katanya.
"Jadi pemerintah jangan hanya memberi anjuran agar masyarakat bisa hidup dalam tatanan atau pola hidup baru. Karena masyarakat sudah melakukannya," lanjutnya.
Oleh sebab itu, dia meminta kepada pemerintah untuk memberikan dan menjelaskan fasilitas apa yang akan disediakan dalam menjalankan tatanan kehidupan baru tersebut.
Pemerintah Anjurkan Tatanan Hidup Baru
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, tatanan kehidupan baru yang dimaksud seperti berbasis dari apa yang selama ini dirintis, seperti hidup bersih dengan sering mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, mengenakan masker, dan menjaga jarak di kerumunan. Dengan demikian, pola hidup demikian, menjadi tantangan hidup ke depan guna melawan Covid-19.
"Kita jawab dengan kebiasaan untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir, kita terbiasa menggunakan masker manakala keluar rumah, kita terbiasa menghindari kerumunan, kita terbiasa lebih banyak tinggal di rumah untuk hal yang tak perlu kita lakukan di luar, dan jaga diri, jaga keluarga, lingkungan agar tetap sehat," beber Yurianto saat jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Selasa (12/5).
Yurianto menambahkan, bila kemudian tatanan hidup baru tidak dilaksanakan maka dapat dibayangkan berapa banyak lagi hal terdampak dari pandemi Covid-19 ini.
"Inilah tatanan hidup baru yang harus kita jalani, yang harus kita ciptakan, harus kita siapkan manakala kita mau survive, kita mau bertahan dari ancaman Covid-19 ini," Yurianto menandasi.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPELATARAN, Solusi bagi Masyarakat untuk Urus Administrasi Pertanahan di Akhir Pekan
PELATARAN utamanya diimplementasikan pada Kantor-kantor Pertanahan yang berkedudukan di Ibu Kota Provinsi.
Baca SelengkapnyaBantuan Pangan untuk 3.583.000 Keluarga di Jateng Mulai Disalurkan Secara Bertahap
Pemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras untuk periode Januari hingga Juni 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah Ancam Polisikan Pengusaha yang Tahan Stok Pangan Saat Ramadan dan Lebaran
Ini dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaHarapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami
Samukrah mengingatkan bahwa terdapat jutaan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertembakauan.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Lengkap Ditjen Pajak soal Peraturan Terbaru PPh 21
Ditjen Pajak menargetkan alat bantu tersebut dapat digunakan mulai pertengahan bulan Januari 2024.
Baca SelengkapnyaBansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaIstana: Tuduhan Kecurangan Pemilu 2024 Harus Diuji, Agar Tak Jadi Narasi Penggiringan Opini
Istana mempersilakan masyarakat melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) apabila memang ada kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya