Pemerintah Kembali Gunakan Vaksin AstraZeneca Bets CTMAV547 Mulai Hari Ini
Merdeka.com - Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah kembali menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca bets CTMAV547 hari ini. Penggunaan ini berdasarkan hasil kajian mutu vaksin yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Hasil kajian BPOM, kandungan vaksin AstraZeneca bets CTMAV547 aman dan tidak memiliki keterkaitan dengan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) yang dilaporkan. Salah satu KIPI yang dilaporkan yakni kematian pemuda asal Jakarta bernama Trio Fauqi Virdaus.
"Sudah bisa dimulai hari ini (penggunaan vaksin AstraZeneca bets CTMAV547)," kata Nadia kepada merdeka.com, Jumat (28/5).
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menghentikan sementara pendistribusian dan penggunaan vaksin AstraZeneca bets CTMAV547. Penghentian dilakukan karena BPOM sedang melakukan pengujian toksisitas dan sterilitas.
Nadia mengatakan, keputusan pemerintah untuk menghentikan sementara penggunaan dan distribusi vaksin AstraZeneca bets CTMAV547 merupakan bentuk kehati-hatian terhadap KIPI.
"Penghentian sementara bets tersebut merupakan upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini," katanya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan ini menyebut, pemerintah menerima 3.852.000 dosis vaksin AstraZeneca pada 26 April 2021 lalu melalui skema Covax Facility/WHO. Bets yang dihentikan sementara hanya 448.480 atau 11,64 persen dari total vaksin AstraZeneca.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaPendaftaran dibuka sampai besok, Selasa 20 Februari 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaIni merupakan kali pertama sebuah perusahaan sukses membuat obat di ruang hampa udara.
Baca SelengkapnyaMudik Lebaran identik dengan perjalanan panjang yang bisa memicu aritmia hingga henti jantung.
Baca SelengkapnyaKampanye akbar terakhir digelar hari ini jelang memasuki masa tenang pada 11-13 Februari 2024
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaKesemutan bisa menjadi sensasi yang mengganggu, namun sering kali dianggap sepele. Padahal, kondisi ini bisa terjadi sebagai bagian dari gejala penyakit serius
Baca Selengkapnya