Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah jangan cari-cari alasan buat minta maaf ke korban 65

Pemerintah jangan cari-cari alasan buat minta maaf ke korban 65 Pembongkaran kuburan massal eks anggota PKI di Banjar Adat Mesean. ©2015 merdeka.com/gede nadi jaya

Merdeka.com - Tragedi 1 Oktober 1965 menjadi sejarah misterius bagi negeri ini. Sebab, 51 tahun berlalu peristiwa berdarah yang diduga melibatkan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) itu belum juga terungkap dengan jelas.

Pemerintah dalam membuka tabir tragedi 65 ini telah melalui beberapa langkah. Simposium Nasional dengan tema 'Membedah Tragedi 1965' yang dihelat di Bogor pada 18-19 April 2016 merupakan salah satu cara untuk mengungkap tragedi tersebut.

Dalam Simposium itu, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa pemerintah tidak akan meminta maaf kepada korban peristiwa 1965. Namun pemerintah tetap berniat menyelesaikan dengan cara yang lain.

"Tidak pernah terpikir oleh kita untuk meminta maaf, mungkin wording nya penyesalan yang mendalam peristiwa-peristiwa yang lalu yang menjadi sejarah kelam di bangsa ini dan kita berharap ini tidak terulang lagi. Kita masih cari yang pas," kata Luhut.

Menindaklanjuti Simposium itu, kini Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Luhut ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/4) pagi. Presiden Jokowi menginstruksikan mencari kebenaran perihal kuburan massal dari korban tragedi 1965 yang disebut-sebut berjumlah ribuan.

Menanggapi instruksi Jokowi, Luhut mengaku meminta LSM maupun pihak lainnya yang mengklaim mengetahui adanya kuburan massal, untuk memberitahu kepada pemerintah. Luhut bahkan berjanji akan langsung mendatangi lokasi kuburan massal yang dimaksud.

Namun sejarawan JJ Rizal mengatakan, pemerintah tengah mencari cara dan waktu yang tepat untuk meminta maaf terhadap keluarga korban tragedi 65. "Pemerintah untuk meminta maaf secara langsung mungkin belum sekarang," kata Rizal saat dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/4) malam.

Sikap pemerintah Jokowi saat ini berbeda dengan pemerintah sebelumnya. Di mana, pemerintah sebelumnya tidak pernah mau membuka diri dan duduk bersama untuk mendengar seraya mendiskusikan wacana peristiwa 1 Oktober 1965.

"Simposium itu adalah sejarah baru dalam sejarah penjernihan sejarah 1 oktober 1965," kata dia.

Rizal mengatakan, penuntasan kasus pelanggaran HAM masa lalu bagian dari janji kampanye Presiden Jokowi bahkan sudah tercantum dalam Nawa Cita. Dengan demikian upaya pemerintah saat ini merupakan cara untuk merealisasikan Nawa Cita tersebut.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Jawab Tudingan Kecurangan Pemilu 2024: Laporkan ke Bawaslu

Jokowi Jawab Tudingan Kecurangan Pemilu 2024: Laporkan ke Bawaslu

Jokowi meminta pihak yang menemukan kecurangan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Baca Selengkapnya
Jokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa

Jokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa

Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024

Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024

Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir

Jokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir

Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.

Baca Selengkapnya
Jokowi Benar-Benar Tak Ikut Kampanye, Ini Respons Ganjar

Jokowi Benar-Benar Tak Ikut Kampanye, Ini Respons Ganjar

Calon Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo mengapresiasi sikap Presiden Jokowi yang tidak langsung terlibat dalam kampanye salah satu paslon Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen

Jokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen

"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.

Baca Selengkapnya
Jokowi Cek Perbaikan Jalanan Rusak Viral Kawasan Wisata Jeglongan Seribu Jawa Tengah

Jokowi Cek Perbaikan Jalanan Rusak Viral Kawasan Wisata Jeglongan Seribu Jawa Tengah

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Rp1,3 triliun dari total anggaran tersebut digunakan untuk memperbaiki sekitar 40 ruas jalan di Jateng

Baca Selengkapnya