Pemerintah harus disalahkan soal gambar Soeharto
Merdeka.com - Koordinator Gerakan Indonesia Baru (GIB) Adhie Massardi menilai beredarnya gambar mantan Presiden Soeharto yang dibarengi tulisan 'Iseh Penaj Zamanku To?' sebagai hal yang ironis. Menurut dia, pemerintah patut dipersalahkan dengan adanya gambar ini.
"Ini memang menyedihkan bahwa seolah-olah zaman Soeharto itu lebih baik dan ini yang harus kita salahkan adalah pemerintahan sekarang ini yang membuat pemerintahan di zaman orde baru menjadi baik karena dia (pemerintah sekarang) membuat seolah-olah pemerintahan lebih buruk dibandingkan pemerintahan orde baru," ujar Adhie saat berbincang dengan merdeka.com di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (22/2).
Adhie lebih bersepakat jika keberadaan gambar itu tidak dilihat sebagai bentuk kerinduan masyarakat dengan zaman orde baru. Menurut dia, gambar tersebut merupakan ekspresi masyarakat yang sudah putus asa dengan pemerintahan saat ini.
"Saya melihatnya ini memang cara rakyat mengkritik lah. Rakyat sudah putus asa sehingga dia mengekspresikannya dengan gambar tersebut," kata Adhie.
Adhie juga memandang, gambar tersebut merupakan alternatif yang sengaja diambil masyarakat karena tidak memiliki akses untuk menyatakan pendapat. "Kalau yang bisa aksi kan melakukan aksi. Jadi yang tidak bisa, yang diam-diam ini, hanya mengatakan dengan memasang gambar-gambar semacam itu, dia merasa sudah mengekspresikan kemarahannya," terang dia.
Selanjutnya, Adhie menyebut kritik yang disampaikan dalam bentuk gambar ini merupakan hal yang naif dan ironis dan pernah terjadi sebelumnya, yakni masa pascakemerdekaan. "Ini sudah ada dalam budaya di masyarakat kita, karena dulu kan juga berkembang bahwa zaman Belanda itu lebih baik, sehingga apa yang disebut orang tua kita normal itu di zaman 30-an, di zaman Belanda," ungkap dia.
Selain itu, Adhie juga tidak bersepakat jika keberadaan gambar-gambar itu sengaja disebar oleh pihak tertentu demi kepentingan politik, terutama oleh mereka yang pernah terlibat dengan orde baru. Menurut dia, orang-orang yang merasa menjadi bagian dari orde baru tidak boleh berkuasa lagi di zaman sekarang.
"Ini tidak bisa diartikan bahwa orang-orang ingin kembali ke zaman itu. Karena kalau kita lihat, misalnya, dalam pemilu lalu, parpol yang dikelola oleh anak Soeharto toh tidak dipilih juga. Jadi bukan kemudian orang-orang yang merasa bagian dari orde baru boleh berkuasa lagi," pungkas Adhie.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video merekam ketika Soeharto didampingi oleh wakil presiden (wapres) eks jenderal TNI bintang 4. Momen nostalgianya berhasil menarik perhatian publik.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaVideo Soeharto itu diunggah dalam akun medsos miliknya @erwinaksa.id.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut potret lawas putri Sang Proklamator hadiri pemakaman suaminya.
Baca SelengkapnyaTitiek dan Didiet tampil kompak mengenakan atasan kemeja berwarna putih.
Baca SelengkapnyaTak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.
Baca SelengkapnyaIsinya seputar profesionalisme, fokus, hingga keluarga.
Baca SelengkapnyaSosok Eno Sigit yang merupakan cucu Presiden Soeharto sempat mencuri perhatian di dunia hiburan.
Baca SelengkapnyaIni merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.
Baca Selengkapnya