Pemerintah diminta tegas cabut kewarganegaraan pengikut ISIS
Merdeka.com - Para Anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menggunakan paspor wisata yang disalahgunakan untuk kegiatan politis. Kegiatan mereka demi kedaulatan negara lain, dengan perjuangan angkat senjata atau perang.
Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang, Hasan Abadi meminta pemerintah bersikap tegas dengan mencabut kewarganegaraan para pendukung ISIS asal Indonesia yang kini sudah di luar negeri.
"Pemerintah harus mencabut paspor dan kewarganegaraan mereka. Kan tidak boleh orang memiliki kewarganegaraan ganda, biarlah mereka menjadi kewarganegaraan ISIS," katanya, Sabtu (27/12).
Sebelumnya muncul video tantangan perang dalam bahasa Indonesia dari anggota ISIS asal Malang, Jawa Timur untuk Panglima TNI Moeldoko, Polri termasuk Densus 88 dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama. Pria yang diindikasikan bernama Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal al Yemeni al Indonesi itu menyampaikan tantangannya dalam video berdurasi 4 menit 1 detik yang diunggah di Youtube, Kamis (25/12) dengan nama akun al-faqir ibnu faqir. Video itu diduga dibuat di Syiria.
Hasan meminta pemerintah benar-benar tegas sebagai bentuk kewaspadaan menjaga keutuhan NKRI. Baginya, sebagai anggota Banser yang notabenenya anak organisasi NU, NKRI sudah final untuk dipertahankan.
Karena Undang-Undang Dasar 1945, katanya, secara subtansi sudah Islam. Ketuhanan Yang Maha Esa itu sudah bicara tauhid, kemudian nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dengan berkeadilan sosial, semua itu nilai-nilai yang diambil dari saripati Islam.
Syariat tidak harus dengan pembentukan negara Islam. Syariat Islam, katanya sudah jalan di negeri ini, tidak ada yang tidak sesuai dengan Islam. Cuma memang tidak dengan bahasa Arab seperti khilafah atau lainnya.
"Mereka ini juga sudah mengaku sebagai negara, padahal tidak ada satu pengakuan pun dari dunia internasional kalau mereka sebuah negara. Hanya mengaku-ngaku saja. Tidak ada kan negara ISIS," terangnya.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaFakta Baru Karyawan KAI Pendukung ISIS: Aktif Sebarkan Konten Propaganda Terorisme
Kasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaIstana: Tuduhan Kecurangan Pemilu 2024 Harus Diuji, Agar Tak Jadi Narasi Penggiringan Opini
Istana mempersilakan masyarakat melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) apabila memang ada kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin ke Pemerintah: Jangan Sampai Beras Naik Tak Terkenadli Jelang Bulan Ramadan
Cak Imin mengingatkan agar pemerintah berhati-hati menangani kelangkaan beras.
Baca SelengkapnyaPerbedaan Pilihan Jangan Timbulkan Perpecahan Pasca-Pemilu, Perkuat Kembali Persaudaraan
Perbedaan pilihan saat Pemilu lalu seharusnya bisa disikapi dengan bijak. Sudah saatnya semua pihak ikut menjaga situasi tetap tenang terlebih di bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaMasa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah
Dua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru
Baca Selengkapnya