Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pelajar SMP di Purbalingga jadi buruh demi keluarga

Pelajar SMP di Purbalingga jadi buruh demi keluarga Sekolah SMP 63. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pengorbanan Indah Sari (17), pelajar kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, luar biasa. Ia terpaksa bekerja sambilan sebagai buruh plasma perusahaan rambut palsu demi memenuhi kebutuhan keluarga.

"Saya bersekolah sambil bekerja sejak lima tahun lalu karena uang kiriman dari kakak yang bekerja di Kalimantan tidak mencukupi kebutuhan keluarga," kata Indah saat ditemui Antara di rumahnya, Desa Penusupan RT 01 RW 09, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Selasa (30/4).

Menurutnya, kakaknya bernama Tanto Purnomo (23) bekerja di sebuah bengkel di Kalimantan sejak lima tahun lalu. Tiap bulan mengirimkan uang sebesar Rp 300 ribu dan harus dipotong sebesar Rp 100 ribu untuk membayar utang ibunda mereka, Tarmini (45), kepada seseorang.

Padahal, uang sebesar itu harus mencukupi kebutuhan Tarmini bersama Indah dan adik-adiknya, Supriyani Astuti (15) dan Juliah (13) yang masih duduk di bangku kelas VII SMPN 4 Rembang, serta Sayang yang masih berusia lima tahun.

Sementara Tarmini mengalami depresi sejak kelahiran Sayang akibat kondisi ekonomi keluarga sangat terbatas karena suaminya, Warsito, sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia pada akhir 2012. Warsito yang menjadi juru kunci Petilasan Ardi Lawet ini menderita komplikasi berbagai penyakit dalam seperti paru-paru dan jantung.

"Saya harus menyiapkan makan untuk keluarga sebelum bekerja merangkai bulu mata palsu. Penghasilan saya rata-rata sebesar Rp 150 ribu per bulan, lumayan untuk menambah biaya kebutuhan rumah karena biaya sekolah gratis," kata Indah yang bercita-cita menjadi atlet bulu tangkis.

Pekerjaan itu dia kerjakan di rumahnya yang terbuat dari papan dan berlantaikan tanah. Kadang kedua adiknya, Supriyani Astuti dan Juliah, turut membantu menyelesaikan pekerjaan membuat bulu mata palsu itu setelah mereka belajar.

Indah yang ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan mengambil jurusan Akuntansi, mengaku menghadapi dilema karena lokasi SMK terdekat berada di Kecamatan Bobotsari yang berjarak sekitar 25 kilometer. Dengan demikian, dia akan kesulitan mengatur waktu antara belajar dengan bekerja.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kedua adiknya harus bekerja sambil bersekolah guna memenuhi kebutuhan keluarga. "Saya ingin bersekolah lebih tinggi," katanya.

Meski sambil bekerja. Indah tidak lupa belajar tiap harinya. Hal itu terlihat dari prestasinya di sekolah. Menurut salah seorang guru Bimbingan Konseling SMPN 4 Rembang, Sri Supriyatiningsih, Indah dan adik-adiknya merupakan siswi berprestasi. Indah menempati peringkat keenam dan Juliah peringkat kelima di kelasnya, sedangkan Supriyani Astuti memiliki prestasi di bidang olahraga dan pernah mendapat beasiswa karena meraih juara II kejuaraan tenis meja tingkat kabupaten.

"Kehidupan sehari-hari keluarga ini memang memprihatinkan. Kalau masak seringnya malam hari, kadang mereka makan hanya sekali dalam sehari," katanya.

Nasib yang dialami oleh Indah menggugah simpati guru SMPN 4. Terkadang, para guru menyisikan rezekinya untuk membantu keluarga Indah.

Sementara itu, Kepala SMPN 4 Rembang Sumarmo mengatakan bahwa pihaknya berupaya mencarikan informasi SMK yang mau menampung anak-anak berprestasi namun memiliki keterbatasan ekonomi. "Ada tawaran dari salah satu SMK di Bobotsari, anak-anak bisa ditampung di asrama. Bahkan, masalah ekonomi dan pendidikan bisa ditanggung," katanya.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hanya Lulusan SMP dan Sempat Jadi Pengamen, Pria Asal Bantul Ini Sukses jadi Pengusaha Mi
Hanya Lulusan SMP dan Sempat Jadi Pengamen, Pria Asal Bantul Ini Sukses jadi Pengusaha Mi

Selama menjalani kehidupan yang keras di Jakarta, Pak Beno belajar arti penting dari pantang menyerah.

Baca Selengkapnya
Pelajar SMP di Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri dengan Tali Pramuka
Pelajar SMP di Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri dengan Tali Pramuka

Dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam

Baca Selengkapnya
Larang Pegawai Hamil, Begini Nasib Kepala Puskesmas di Palembang
Larang Pegawai Hamil, Begini Nasib Kepala Puskesmas di Palembang

Selain melarang hamil, pegawai dipaksa terus bekerja sepanjang hari kerja tanpa istirahat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah
Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah

Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini

Baca Selengkapnya
Melihat TPS 3R Muncar Banyuwangi, Peraih Adipura Pengolahan Sampah 3R Terbaik se-Indonesia
Melihat TPS 3R Muncar Banyuwangi, Peraih Adipura Pengolahan Sampah 3R Terbaik se-Indonesia

TPS 3R Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi meraih Plakat Adipura.

Baca Selengkapnya
Sosok Ramadhita Putra Purnomo, Pemuda Nganjuk yang Bisa Bikin Minyak Jelantah Kembali Bening Pakai Kulit Bawang Merah
Sosok Ramadhita Putra Purnomo, Pemuda Nganjuk yang Bisa Bikin Minyak Jelantah Kembali Bening Pakai Kulit Bawang Merah

Mahasiswa ITS ini punya kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan

Baca Selengkapnya
20 Tahun Pura-Pura Lumpuh dan Terbaring di Tempat Tidur, Alasan Gadis ini Bikin Geleng-Gelang
20 Tahun Pura-Pura Lumpuh dan Terbaring di Tempat Tidur, Alasan Gadis ini Bikin Geleng-Gelang

Wu Guiying pura-pura lumpuh selama bertahun-tahun dengan berbaring di tempat tidur untuk menghindari tanggung jawab dan pekerjaan.

Baca Selengkapnya
Menguak Rahasia Besar Kehidupan Purbakala di Situs Bumiayu Brebes, Jadi Saksi Bisu Terbentuknya Pulau Jawa
Menguak Rahasia Besar Kehidupan Purbakala di Situs Bumiayu Brebes, Jadi Saksi Bisu Terbentuknya Pulau Jawa

Jutaan tahun yang lalu, Bumiayu merupakan rumah bagi peradaban kehidupan purbakala

Baca Selengkapnya
"Perundungan dengan Dalih Apa pun Tak Boleh Dibiarkan!"

Dirjen HAM menyebut tindakan merundung bisa mencederai martabat dan merugikan seseorang.

Baca Selengkapnya