Pekerja nugget di Tanjung Duren tidur beralaskan tikar
Merdeka.com - Ijah (14), pekerja pabrik rumahan nugget PT Laba Sari di Jalan Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan, Jakarta Barat mengaku, dirinya dan puluhan pekerja lainnya tinggal di lantai dua pabrik. Oleh pemilik pabrik, Tio Tju Meng (60), mereka ditempatkan di dalam satu kamar.
"Di satu kamar, bisa tidur sampai 10 orang, tidurnya juga di lantai, ngegoler pakai alas tikar," kata Ijah di Mapolsek Metro Tanjung Duren, Jumat (28/6).
Remaja putri yang baru bekerja selama empat bulan tersebut mengaku, setelah selesai kerja di lantai satu, semua pekerja langsung naik ke lantai dua. "Kerjanya kan di lantai satu, tidurnya di lantai dua. Engkoh (Tio Tju Meng) juga tidurnya di lantai dua," jelas Ijah.
Siang tadi, Polsek Tanjung Duren menggerebek rumah yang dijadikan pabrik tersebut. Sebanyak 20 remaja yang bekerja di pabrik itu diamankan untuk dimintai keterangan. Dari 20 pekerja itu, terdapat beberapa remaja putri yang berusia di bawah 17 tahun.
"Pabrik rumahan ini kita gerebek setelah ada laporan dari warga sekitar pabrik," kata Kapolsek Metro Tanjung Duren Kompol Firman Andreanto.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaWu Guiying pura-pura lumpuh selama bertahun-tahun dengan berbaring di tempat tidur untuk menghindari tanggung jawab dan pekerjaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada saat tidur, biasanya napas kita akan terdengar lebih teratur namun lebih keras dibanding biasanya. Ini Penyebabnya.
Baca SelengkapnyaTernyata, memotret orang lain yang sedang tertidur diam-diam sebagai bahan lucu-lucuan bisa dipidana sampai 12 tahun.
Baca SelengkapnyaFatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.
Baca SelengkapnyaKondisi kesehatan Supardi menurun drastis dan dinyatakan meninggal pada pukul 9.30 WIB
Baca SelengkapnyaBesaran keuntungan dari pelaku pertahunnya bisa mencapai angka Rp 3 Miliar sampai 4 Miliar
Baca SelengkapnyaDatang dari Lamongan ke Surabaya untuk menjual satu tikar, nyatanya dagangannya tak kunjung laku.
Baca Selengkapnya