Pegiat konservasi butuh 3 tahun bersihkan jerat tali di tubuh badak
Merdeka.com - Satu individu spesies badak Sumatera yang hidup di hutan di kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, mati akibat luka infeksi jerat tali di kakinya, 5 April 2016 lalu. Tidak menutup kemungkinan, keberadaan badak di Kutai Barat, dalam perburuan. Dalam 3 tahun terakhir ini, pegiat konservasi badak, telah membersihkan tidak kurang 500 jerat tali di hutan, tempat penemuan badak itu.
Merdeka.com mencoba menanyakan lebih jauh adanya jerat tali, yang menyebabkan badak itu akhirnya mati akibat infeksi luka jerat. Sebab, tidak mungkin tali itu ada di hutan, tanpa dipasang sengaja oleh manusia. Terlebih lagi, rekaman kamera trap adanya badak di Kutai Barat, sudah mencuat sejak 2013 lalu. Lantas, mungkinkah ada pelaku perburuan badak di Kutai Barat?
Dalam perbincangan Rabu (6/4) malam, Koordinator Konservasi Badak Nasional-WWF Indonesia, Yuyun Kurniawan menjelaskan, tingkat perburuan badak secara global, memang masih cukup tinggi.
"Namun secara lokal, di Kalimantan khususnya di Kutai Barat, berburu masih menjadi cara tradisional masyarakat, untuk berburu apapun. Hasil perburuan, memang untuk konsumsi dan dari hutan, itu realistis," kata Yuyun.
Terkait ada tidaknya perburuan cula badak, mengingat badak Sumatera di Kutai Barat ini adalah badak bercula dua, menurut Yuyun masih perlu didalami lebih jauh. Namun demikian, apabila dilihat dari sisi peralatan yang digunakan, misalnya berupa jerat tali, tidak ditujukan untuk perburuan badak.
"Talinya masih tali tradisional. Bukan khusus untuk berburu badak, seperti di Sumatera. Setelah terpublikasi adanya badak di Kutai Barat, perburuan masih dengan cara seperti itu (menggunakan jerat tali)," ujar Yuyun.
Dia menjelaskan, WWF bersama KLHK dan juga tim konservasi satwa lainnya lantas bergegas mempertimbangkan, untuk melakukan penyelamatan badak di Kutai Barat, pasca temuan badak yang terekam kamera trap. Diantaranya, melakukan pembersihan ratusan jerat tali di hutan penemuan badak.
"Kita pertimbangkan untuk mengamankan badak dari perburuan. Kita lakukan patroli, sosialisasi ke masyarakat lokal, meningkatkan monitoring giat perburuan satwa," ungkapnya.
"Menjadi suatu tantangan tersendiri dalam giat konservasi badak ini, berkomunikasi dengan masyarakat lokal. Tidak bisa serta merta menyampaikan kepada masyarakat, atas nama hukum. Perlu juga pertimbangan faktor sosialnya," terang dia.
Ditanya lebih jauh terkait respons masyarakat setempat, menurut Yuyun, masyarakat lokal sangat bangga adanya badak di Kalimantan. Sebab, secara histori cerita turun temurun, sebagian masyarakat tahu adanya badak di Kalimantan. Bahkan ada yang pernah melihat badak di hutan secara langsung.
"Masyarakat berharap, adanya badak di Kutai Barat, bisa dipertahankan," sebut Yuyun.
Secara bahasa verbal yang disampaikan masyarakat, sejauh ini masyarakat belum menunjukkan ketertarikannya untuk berburu badak. Selain mereka meyakini, berburu badak bukanlah pekerjaan mudah, juga badak mereka percaya sebagai 'penjaga' hutan yang membuat mereka takut untuk memburunya.
"Tapi kita tidak boleh lengah. Namun di sisi lain dirasa percuma apabila badak tidak diburu, tapi hutan tidak dijaga," ungkap Yuyun.
Kembali ditanya lebih jauh, ada tidaknya kekhawatiran pegiat dan petugas konservasi badak, mengingat ada 2 hal penting perburuan baik dilakukan masyarakat lokal, maupun pihak luar yang menginginkan cula badak dan memberi upah tinggi bagi masyarakat untuk berburu badak, Yuyun tidak menepisnya.
"Itu yang kita khawatirkan, adanya bayaran untuk berburu. Potensi itu tetap ada, tetap kita tidak boleh lengah. Bahasan verbal masyarakat yang tidak tertarik atau takut berburu badak, tidak menjadi alasan bagi kami, untuk tidak mengantisipasi kemungkinan adanya perburuan. Baik dari masyarakat lokal, maupun dari luar yang mengincar cula badak," pungkas Yuyun.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuma dengan 2 bahan ini, bau tanah menyengat pada ikan patin dapat dinetralisir secara sempurna. Ini dia langkah-langkahnya.
Baca SelengkapnyaMereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi ketika kelenjar keringat berproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga suhu tubuh normal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).
Baca SelengkapnyaBeberapa buah manis yang mudah ditemui di sekitar rumah ini bisa bantu turunkan gula darah loh! Berikut daftarnya.
Baca SelengkapnyaSabun khas warga Baduy diketahui berasal dari tumbuhan alami, dan berfungsi untuk membersihkan muka.
Baca SelengkapnyaBuah bit dikenal memiliki manfaat untuk membantu mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh. Simak penjelasannya!
Baca Selengkapnya