Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PDSI Dorong Revisi UU Agar Biaya Sekolah Dokter Murah, Mungkinkah?

PDSI Dorong Revisi UU Agar Biaya Sekolah Dokter Murah, Mungkinkah? mahasiswa UI kampanyekan bahaya merokok. ©2018 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Biaya sekolah kedokteran kini menjadi sorotan. Setelah Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) mendorong revisi Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Biaya pendidikan kedokteran dinilai terlalu mahal, sehingga sulit dijangkau masyarakat.

Pakar Kesehatan, Dicky Budiman mengatakan, biaya sekolah kedokteran di Indonesia bervariatif. Tergantung perguruan tinggi.

"Kalau kedokteran negeri ya bisa tidak terlalu mahal. Tapi itu pun sudah mungkin variasi, mulai Rp50 juta sampai Rp100 juta. Kalau yang mahal itu mandiri. Kalau swasta sampai Rp1 miliar pun ada," katanya kepada merdeka.com, Senin (17/5).

Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung ini, menyuarakan agar biaya sekolah kedokteran memang mudah. Tapi kenyataannya sulit menekan biaya pendidikan kedokteran. Sebab, berbicara sekolah kedokteran menyangkut banyak hal. Termasuk fasilitas pendidikan.

"Ini kan bicara demand, bicara hukum ekonomi, bicara regulasi, bicara bagaimana pengaturan untuk nanti ada rumah sakit, pendidikannya, ada biaya dokternya, ada program-program, yang saya kira sulit," ucapnya.

Dicky berpendapat, bila ingin menekan biaya pendidikan kedokteran, maka salah satu caranya menambah lebih banyak lagi fakultas kedokteran di perguruan tinggi negeri. Namun, untuk perguruan tinggi swasta tetap sulit.

"Kalau swasta, ya sulit karena bagaimana pun namanya swasta banyak yang tidak punya fasilitas sendiri. Misalnya harus mendatangkan dosennya yang mungkin belum dimiliki. Mungkin gedungnya baru, harus nyewa, harus bayar, itu kan enggak bisa," jelasnya.

Dicky juga membeberkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pendidikan kedokteran di Indonesia. Pada puluhan tahun silam, pendidikan kedokteran bisa memakan waktu 10 tahun.

Namun seiring waktu berjalannya waktu, mengalami perubahan menjadi 6 tahun, dengan rincian 4 tahun pendidikan sarjana kedokteran, dan 2 tahun pendidikan profesi atau koas.

Kini, masa pendidikan kedokteran kembali berubah menjadi sekitar 7 hingga 8 tahun. Informasi yang diperoleh Dicky, saat ini masa pendidikan sarjana kedokteran bisa mencapai 3,5 sampai 4 tahun, koas 1,5 hingga 2 tahun, ditambah internship.

"Jadi mungkin 7-8 tahun rata-ratanya. Jadi ya itu lama. Tapi kalau dibandingkan dengan Australia, ya relatif sama saja menurut saya," kata pengurus PB IDI bidang kerja sama internasional ini.

Alasan PDSI

Ketua Umum PDSI, Brigjen TNI (Purn) Jajang Edi Priyanto mengungkap alasan mendorong revisi UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran.

"Pokoknya mendorong agar biaya sekolah Fakultas Kedokteran (FK) bisa terjangkau oleh masyarakat," kata Jajang kepada merdeka.com, Senin (16/5).

Selain itu, PDSI juga mendorong revisi UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Jajang mengatakan organisasinya tidak mendorong revisi seluruh materi UU tersebut. Melainkan hanya pada poin-poin tertentu.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran, IDAI: Jangan Hanya Kejar Kuantitas Dokter tapi Kualitas Acak Kadut
Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran, IDAI: Jangan Hanya Kejar Kuantitas Dokter tapi Kualitas Acak Kadut

Jangan sampai nanti kita ingin mengejar kuantitas, tapi kualitasnya acak kadut gitu," kata Piprim.

Baca Selengkapnya
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia

IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.

Baca Selengkapnya
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?

Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.

Baca Selengkapnya
Mengenang Sosok Lo Siauw Ging, Dokter Dermawan Asal Solo yang Tak Pernah Pasang Tarif Berobat
Mengenang Sosok Lo Siauw Ging, Dokter Dermawan Asal Solo yang Tak Pernah Pasang Tarif Berobat

Dokter Lo tutup usia pada Selasa (9/1) di RS Kasih Ibu, Solo.

Baca Selengkapnya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Dokter MY Ditahan di RS, Polisi Cuma Pamer Barang Bukti Pencabulan Istri Pasien
Dokter MY Ditahan di RS, Polisi Cuma Pamer Barang Bukti Pencabulan Istri Pasien

Dokter Ortopedi Cabuli Istri Pasien Ditahan di RS, Polisi Cuma Pamer Barang Bukti

Baca Selengkapnya
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub

Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.

Baca Selengkapnya
Dokter MY yang Diduga Cabuli Istri Pasien Mangkir dari Panggilan Polisi, Pengacara: Masalah Pekerjaan
Dokter MY yang Diduga Cabuli Istri Pasien Mangkir dari Panggilan Polisi, Pengacara: Masalah Pekerjaan

Pekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.

Baca Selengkapnya