PDSI Dorong Revisi UU Agar Biaya Sekolah Dokter Murah, Mungkinkah?
Merdeka.com - Biaya sekolah kedokteran kini menjadi sorotan. Setelah Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) mendorong revisi Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Biaya pendidikan kedokteran dinilai terlalu mahal, sehingga sulit dijangkau masyarakat.
Pakar Kesehatan, Dicky Budiman mengatakan, biaya sekolah kedokteran di Indonesia bervariatif. Tergantung perguruan tinggi.
"Kalau kedokteran negeri ya bisa tidak terlalu mahal. Tapi itu pun sudah mungkin variasi, mulai Rp50 juta sampai Rp100 juta. Kalau yang mahal itu mandiri. Kalau swasta sampai Rp1 miliar pun ada," katanya kepada merdeka.com, Senin (17/5).
Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung ini, menyuarakan agar biaya sekolah kedokteran memang mudah. Tapi kenyataannya sulit menekan biaya pendidikan kedokteran. Sebab, berbicara sekolah kedokteran menyangkut banyak hal. Termasuk fasilitas pendidikan.
"Ini kan bicara demand, bicara hukum ekonomi, bicara regulasi, bicara bagaimana pengaturan untuk nanti ada rumah sakit, pendidikannya, ada biaya dokternya, ada program-program, yang saya kira sulit," ucapnya.
Dicky berpendapat, bila ingin menekan biaya pendidikan kedokteran, maka salah satu caranya menambah lebih banyak lagi fakultas kedokteran di perguruan tinggi negeri. Namun, untuk perguruan tinggi swasta tetap sulit.
"Kalau swasta, ya sulit karena bagaimana pun namanya swasta banyak yang tidak punya fasilitas sendiri. Misalnya harus mendatangkan dosennya yang mungkin belum dimiliki. Mungkin gedungnya baru, harus nyewa, harus bayar, itu kan enggak bisa," jelasnya.
Dicky juga membeberkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pendidikan kedokteran di Indonesia. Pada puluhan tahun silam, pendidikan kedokteran bisa memakan waktu 10 tahun.
Namun seiring waktu berjalannya waktu, mengalami perubahan menjadi 6 tahun, dengan rincian 4 tahun pendidikan sarjana kedokteran, dan 2 tahun pendidikan profesi atau koas.
Kini, masa pendidikan kedokteran kembali berubah menjadi sekitar 7 hingga 8 tahun. Informasi yang diperoleh Dicky, saat ini masa pendidikan sarjana kedokteran bisa mencapai 3,5 sampai 4 tahun, koas 1,5 hingga 2 tahun, ditambah internship.
"Jadi mungkin 7-8 tahun rata-ratanya. Jadi ya itu lama. Tapi kalau dibandingkan dengan Australia, ya relatif sama saja menurut saya," kata pengurus PB IDI bidang kerja sama internasional ini.
Alasan PDSI
Ketua Umum PDSI, Brigjen TNI (Purn) Jajang Edi Priyanto mengungkap alasan mendorong revisi UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran.
"Pokoknya mendorong agar biaya sekolah Fakultas Kedokteran (FK) bisa terjangkau oleh masyarakat," kata Jajang kepada merdeka.com, Senin (16/5).
Selain itu, PDSI juga mendorong revisi UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Jajang mengatakan organisasinya tidak mendorong revisi seluruh materi UU tersebut. Melainkan hanya pada poin-poin tertentu.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan sampai nanti kita ingin mengejar kuantitas, tapi kualitasnya acak kadut gitu," kata Piprim.
Baca SelengkapnyaIDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaDokter Lo tutup usia pada Selasa (9/1) di RS Kasih Ibu, Solo.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaDokter Ortopedi Cabuli Istri Pasien Ditahan di RS, Polisi Cuma Pamer Barang Bukti
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaPekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Baca Selengkapnya