Merdeka.com - Jangan terkecoh dengan nama 'Jalur Gaza'. Ini bukanlah wilayah Palestina yang dijepit Israel dan Mesir. 'Jalur Gaza' ini adalah sebutan untuk daerah sepanjang rel kereta di Jl Latuharhary, Jakarta Pusat. Jalur ini memanjang hingga Manggarai.

Di bulan Ramadan, para waria dan wanita malam ini masih giat menjajakan diri. Padahal beberapa waktu lalu, Satpol PP kecamatan Menteng sudah merazia tempat ini. Namun para pelacur dan waria ini tidak jera. Menyiasatinya, mereka keluar lebih awal. Jika ada info-info razia, para PSK ini bersembunyi di gorong-gorong. Jika aman, mereka naik lagi. Begitu seterusnya hingga pagi.

Jl Latuharhary yang gelap memudahkan mereka menjalankan aksinya. Kebanyakan memang wanita yang beroperasi di sini sudah berumur dan berpengalaman bertahun-tahun. Ini lokalisasi kelas ekonomi, padahal lokasinya tak jauh dari perumahan Menteng yang super elite.

Sabtu (28/7), satu wanita coba mendekati. Untuk berhubungan, ada tenda dari terpal berukuran enam kali satu meter. Dibagi menjadi beberapa bagian.

"Ayo mas, main yuk? Udah mau sahur. Jangan kelamaan mikir. Kasihani saya mas, dari kemarin razia melulu," katanya kepada merdeka.com.

Wanita ini berdandan menor. Namun kosmetik murahan gagal menyembunyikan wajahnya yang mulai berkerut. Paling tidak usianya sudah tiga puluh lima tahunan. Inisialnya R, tinggal di Pasar Rumput Manggarai.

Dari mulut R mengalir kembali cerita klasik. Soal kebutuhan hidup yang meroket, kesulitan pekerjaan hingga masalah keluarga yang rumit. Ujung-ujungnya, terjun ke bisnis prostitusi kelas teri.

Tak jauh dari sana, tujuh waria juga tampak berpakaian seronok. Sambil merayu pengguna jalan yang melintas, mereka tertawa-tawa. Beberapa menggoyangkan tubuhnya untuk memikat konsumen.

Lagi-lagi pelacuran tak pernah mati. Walau di bulan suci.