Para tokoh ini kecam bagi-bagi kondom ala menkes
Merdeka.com - Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) menggelar Pekan Kondom Nasional yang ke-7 tahun ini. Pekan Kondom dimulai satu hari sebelum Hari Aids Sedunia (HAS) yang jatuh pada tanggal 1 Desember dan berlangsung selama satu minggu penuh sampai dengan tanggal 7 Desember 2013.
Menteri Kesehatan (Menkes), Nafsiah Mboi mengatakan bahwa kondom bukan sebagai barang terlarang sehingga dilarang untuk dibagikan.
"Kondom bukan barang terlarang, seperti narkotika. Jadi tidak perlu risau, jika ada yang bagi-bagi kondom," ujar Nafsiah dalam konferensi pers Hari AIDS Sedunia di Jakarta, Jumat (29/11).
Dia mengatakan pembagian kondom sudah ada sejak sekitar 1970-an. Lagi pula, katanya, tujuannya bukan untuk menganjurkan seks bebas, melainkan mencegah penularan HIV/AIDS. "Yang pergi ke tempat pelacuran, paling mereka yang tidak kuat imannya," kata dia.
Menkes menyatakan tidak menyetujui adanya praktik prostitusi, namun dia juga tidak mampu untuk mencegahnya.
Acara ini banjir kecaman karena salah satu materi edukasi Pekan Kondom Nasional membagi-bagikan kondom di kampus dan tempat umum lain. Menkes dan KPAN dianggap melegalkan seks bebas dengan bagi-bagi kondom.
Berikut tokoh-tokoh yang menolak Pekan Kondom Nasional:
Ketua MUI KH Amidhan
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Amidhan mengatakan pihaknya tidak setuju dengan pelaksanaan Pekan Kondom Nasional. Acara ini dinilai malah memberi efek buruk bagi remaja."MUI tidak setuju dengan adanya penyelenggaraan Pekan Kondom Nasional itu," ujar Amidhan di Jakarta, Senin.Penyelenggaraan acara tersebut, kata Amidhan, adalah kepentingan industri kondom bukan untuk menyampaikan kegunaan kondom sebagai alat kontrasepsi."Hal itu bisa disalahgunakan, dikhawatirkan terjadinya seks bebas pada remaja," jelas dia.Dia juga mengatakan kegiatan tersebut semata-mata hanya untuk kepentingan industri kondom. Seharusnya, lanjutnya, kegiatan yang diselenggarakan edukasi reproduksi dan pendidikan seks bagi masyarakat bukan kampanye penggunaan kondom.
Hidayat Nur Wahid
Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, menilai, mencegah HIV tak harus lewat kondom. Hal ini justru, berdampak pada masyarakat yang tak mengenal seks menjadi melakukan seks bebas."Kalau mau, bukan kondominasi, tapi diobati orang yang berpenyakit HIV/AIDS, diberikan pelatihan menyehatkan diri. Bukan orang yang tidak kena HIV/AIDS diberikan, nanti malah mereka lakukan seks bebas itu kan bisa jadi awalannya. Sebenarnya kondom belum tentu bisa mencegah HIV/AIDS, ada cara lain," ujar Hidayat di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/12).Dia pun menyayangkan jika hal ini dilakukan oleh Kemenkes. Bahkan ia menilai, kebijakan ini sangat tidak bijak."Kata kuncinya, sangat disesalkan Menkes menyederhanakan itu dengan menghadirkan kebijakan yang tidak bijak, yang dilaporkan ke kita yang bagikan kondom bukan yang ke komunitas terjangkit HIV/Aids," terang dia.
Mahfud MD
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD setuju jika kesehatan setiap orang dijaga. Namun, dirinya tidak setuju bilamana penggunaan kondom harus dikampanyekan."Saya juga kurang setuju, oke kesehatan dijaga. Tapi kalau hal seperti itu kampanye, itu kan harusnya diam-diam saja. Nggak usah dikampanyekan," kata Mahfud kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/12).Lebih lanjut, Mahfud menegaskan, kampanye kondom tidaklah etis jika secara terang-terangan."Ini kebijakan yang kurang bijak menurut saya," tegas Mahfud."Ya lakukan seperti itu, nggak usah rame. Orang juga tahu itu berbahaya," tutupnya.
Komisi VIII DPR
Wakil Ketua Komisi VIII Ledia Hanifa Amaliah mengecam Pekan Kondom Nasional yang digagas Kementerian Kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran HIV-AIDS."Pilihan strategi kampanye pencegahan HIV-AIDS dengan cara tersebut kurang tepat," kata anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut di Jakarta, Senin.Penggunaan istilah Pekan Kondom Nasional saja sudah menjelaskan keinginan pemerintah untuk menyosialisasikan penggunaan kondom dalam hubungan seksual.Kampanye penggunaan kondom dimaksudkan untuk mencegah merebaknya penyebaran HIV-AIDS dari mereka yang berperilaku seksual beresiko atau dari penderita HIV-AIDS.Namun ketika strategi kampanye ini menggunakan bus yang berjalan di area publik bahkan masuk ke area publik umum, sangat disayangkan."Cobalah dikaji secara jernih oleh Kemenkes, pilihan gambar dari bus kampanye ini menempatkan perempuan dengan tampilan yang sensual. Tampilan ini bisa masuk ranah melecehkan perempuan," katanya.Ditambah lagi dengan program membagi-bagikan kondom secara gratis, bahkan masuk ke lingkungan pendidikan atau kampus.
PBNU
Nahdlatul Ulama mengkritik acara Pekan Kondom Nasional yang digelar Kementerian dan Kesehatan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) serta salah satu produsen kondom. Kritik itu datang karena dalam acara tersebut ada pembagian kondom gratis dari produsen kondom kepada masyarakat."Sosialisasi kondom dengan dalih menyelamatkan masyarakat dari HIV & AIDS, juga membenci rokok dengan dalih menjaga kesehatan masyarakat, itu terdengar indah, namun sesungguhnya manipulatif dan tendensius," kata Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Muhammad Sulton Fatoni dalam rilis yang diterima merdeka.com, Minggu (1/12).Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar umat Islam tidak ambil bagian dalam acara itu. Sulton mengakui memang kampanye tersebut terlihat positif tetapi tetap saja kontroversial."Kegiatan itu jelas bertentangan dengan ajaran agama," tegas Sulton.
Baca juga: Lebih mudah sosialisasi, Ahok ingin prostitusi dilokalisasi Mahfud MD juga tak setuju kampanye kondom PKS kecam pekan kondom nasional ala menkes 'Kalau sudah mentok ya pakai kondom' Ahok: Tak perlu malu ingatkan pakai kondom
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjadi anak kos adalah salah satu langkah menuju hidup mandiri.
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI berhasil kuasai markas KKB hingga temukan barang berbahaya. Simak informasi berikut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
jemaah wanita terlihat mengenakan mukena dengan motif macan tutul yang mencolok.
Baca SelengkapnyaTengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Baca SelengkapnyaKata sindiran halus namun menohok menjadi salah satu cara mengungkapkan rasa tak suka secara tidak langsung pada seseorang yang menjengkelkan.
Baca SelengkapnyaKata Cak Imin, kader HMI diminta jangan menyesal tidak ikut gerbong perubahan.
Baca SelengkapnyaDi momen kenaikan pangkatnya, ada detik-detik spesial yang terekam. Di mana ayah Danang eks Pangkostrad TNI memasangkan pangkat barunya.
Baca SelengkapnyaIbu ini terus berteriak pada rombongan TNI yang sedang terjun payung ini.
Baca Selengkapnya