Panglima TNI sebut lokasi sandera terpisah dan berpindah-pindah
Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa tujuh anak buah kapal (ABK) disandera posisinya berpindah-pindah. Sebab, proses negoisasi pembebasan harus dipastikan dengan kelompok penyandera Abu Sayyaf.
"Sekarang saya bilang tahu, besok berubah lagi tempatnya, geser lagi. Sekarang ini negosiasi sama siapa? kita mencari benar tidak sih, yang dibicarakan itu mereka. Ini harus benar-benar kita cari," kata Jenderal Gatot Nurmantyo di Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (1/7).
Dia juga menegaskan, bahwa pihaknya tak mau cara pembebasan dengan membayar uang tebusan. Hal itu menunjukan harga diri bangsa sangat buruk.
"Saya sangat amat menentang dengan cara pembayaran karena menunjukkan bangsa pengecut dan sapi perah. Jangan mau kita bayar," kata dia.
Lanjut dia, jika sudah ada kesepakatan antara Filipina dengan Indonesia maka TNI akan masuk membebaskan sandera. Namun, saat ini belum ada kesepakatan apapun dengan Filipina.
"Empat sama tiga berbeda. yang sudah tertracking empat sudah tiga juga tapi bergeser lagi. Arti privelege Filipina memboleh masuk teritori, saya tidak tahu artinya tapi kalau ada hitam di atas putih saya yang tanda tangan dengan angkatan bersenjata Filipin baru, benar. Selain itu, selain perintah presiden saya tidak akan lakukan karena yang punya tanggung jawab presiden," ujar dia.
Dia menambahkan, saat ini pasukan TNI dalam kondisi siaga. Apabila sudah ada perintah diperbantukan untuk membebaskan sandera, mereka akan dikirim dengan menggunakan pesawat hercules.
"Namanya TNI didesain sedemikian rupa kapanpun diperlukan kita siap. Kita selalu memperkirakan segala kemungkinan-kemungkinan dan menyiapkan opsi-opsinya. Kita punya pesawat, kita terbangkan saja selesai mau terjun, bawah laut, tapi kita inikan bangsa yang bertetangga, punya hukum masing-masing. Sekarang yang diperlukan bagaimana moratorium ditegakkan tidak hanya pengiriman batu bara ke sana bisa berjalan kalau ada jaminan aman," tandasnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Posisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mendengarkan berbagai masukan yang ada dari para pengusaha saat kenaikan tarif mulai diterapkan.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, perubahan iklim membuat gagal panen.
Baca SelengkapnyaSejumlah kritikan itu lantas ramai diperbincangkan serta ditanggapi beragam komentar oleh warganet Indonesia.
Baca SelengkapnyaKendaraan pribadi cukup banyak memakan biaya baik sebelum maupun saat melakukan perjalanan mudik Lebaran.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca Selengkapnya