Pandemi Covid-19, Nelayan di Mamuju Kesulitan Jual Ikan
Merdeka.com - Warga di Pulau Sabakatang, Kecamatan Kepulauan Balak-balakang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, mulai merasakan dampak dari wabah Corona Covid-19. Untuk urusan kesehatan mereka baik-baik saja belum ada yang terpapar. Namun, untuk masalah ekonomi mereka sedang dalam keadaan yang buruk.
Hampir seluruh warga di pulau yang berjarak 54 mil dari ibu kota Provinsi Sulawesi Barat itu adalah nelayan yang menggantungkan hidup dari hasil laut. Namun, aktivitas itu mulai dihentikan secara perlahan oleh warga, akibat kesulitan untuk menjual hasil tangkapan di tengah wabah Covid-19.
Menurut Ali Akbar, salah seorang warga, mereka biasanya menjual hasil tangkapan ke Kota Balikpapan atau Samarinda di Kalimantan Timur yang jaraknya lebih dekat. Namun, saat ini sangat berisiko bagi mereka jika tetap melakukannya. mengingat kedua kota itu sudah masuk zona merah Covid-19 dan kalau pun nekat, harga jual akan sangat murah, membuat mereka merugi.
"Banyak yang memutuskan berhenti menangkap ikan, apalagi sudah ada surat edaran dari Pemkab Mamuju. Yang jadi masalah, kami di sini 99 persen adalah nelayan. Begitu hasil laut tidak terjual, maka kami akan sangat butuh bantuan," kata Ali Akbar saat dihubungi Liputan6.com.
Jika kondisi ini terus berlangsung dan adanya edaran pembatasan pergerakan dari pemerintah, Ali khawatir warga tidak akan bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari jika tanpa bantuan. Apalagi, ia mendengar kabar, akan ada rencana penutupan Pulau Sabakatang untuk mencegah penyebaran Corona.
"Apa lagi rencana tanggal 17 sebelum Ramadan, Pulau Sabakkatang akan ditutup buat para penduduk yang ingin masuk. Karena itu kami sangat berharap ada bantuan dari Pemkab Mamuju, yang paling utama itu kebutuhan pokok," ujar Ali.
Ali berharap, segera ada bantuan untuk pencegahan Corona di tempat mereka. Karena sejak merebaknya virus mematikan itu, belum ada bantuan peralatan pencegahan untuk warga di pulau yang membutuhkan waktu tempuh 12 jam dari Kota Mamuju ini.
"Kita juga butuh, masker dan disinfektan untuk melakukan penyemprotan di sini, karena masih ada beberapa warga yang masih bolak-balik ke Balikpapan," tuturnya.
Meskipun daerah mereka jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Mamuju, Ali bilang mereka tetap membutuhkan perhatian dan bantuan. Terlebih Pulau Sabakatang sangatlah dekat dari wilayah pandemi Corona.
"Jangan lupakan kami yang berada jauh di pulau terluar. Kami sangat butuh batuan pemerintah seperti daerah lainnya," tutupnya.
Reporter: Abdul Rajab UmarSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaBila sebelumnya paling banyak menghasilkan Rp1,5 juta, dia mengaku kali ini ada puluhan ikan peliharaannya itu diborong pembeli.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Kota Pariaman begitu kaya dengan sajian olahan kuliner berbagan dasar hasil laut.
Baca SelengkapnyaKuliner khas Pulau Meranti ini tak lepas dari ciri khas wilayahnya yang terkenal akan produksi Sagu yang begitu melimpah.
Baca SelengkapnyaMereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaBisnis kapal tersebut bangkrut ketika pandemi Covid-19 lalu.
Baca SelengkapnyaBanyak warga pulau ini merantau ke kota-kota besar demi mendapatkan penghidupan lebih layak.
Baca Selengkapnya