Pancasila Tidak Cukup Bila Kesenjangan Masih Merajalela
Merdeka.com - Guru Besar UIN Jakarta, Azyumadi Azra menilai Pancasila belum cukup sakti bila kesenjangan sosial masih ada. Menurutnya, nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila mesti di amalkan dalam kehidupan sehari-hari dan perlu direvitalisasi terus-menerus.
Hal itu disampaikan dalam dialog kebangsaan lintas generasi bertajuk 'Masih Sakti kah Pancasila?' di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (6/9).
"Pancasila harus diperkuat, direvitalisasi terus menerus, gak cukup dengan mengatakan Pancasila sakti, sementara keadilan, kesenjangan merajalela di mana-mana, gak bisa itu," kata dia.
Cendekiawan muslim itu mengajak bangsa supaya mendekatkan cita-cita Pancasila dengan realitas kehidupan sehari-hari. Pasalnya, masih ada kesenjangan sosial, budaya dan ekonomi yang bisa membuat masyarakat gaduh.
"Kita lihat di Papua atau yang dekat dekat sini, di Banten misalnya masyarakat-masyarakat yang tertinggal dalam sosial budaya ekonomi, maka rentan terjadinya kejengkelan sosial yang bisa meledak sewaktu waktu," ujarnya.
Maka dari itu, Azyumadi berharap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lima tahun ke depan harus serius mendekatkan cita cita Pancasila dengan realitas kehidupan sehari hari. Termasuk, perilaku elite politik yang masih oligarki.
"Itu lah saya kira kesaktian Pancasila itu harus disertai usaha serius untuk lebih mendekatkan cita-cita Pancasila begitu juga perilaku elite politik, elite politik semakin oligarki makin semakin jauh dari cita cita sila keempat," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Aris, kunjungan Megawati itu, merupakan bagian dari komitmen Indonesia mempromosikan dan mendorong aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Baca SelengkapnyaETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca SelengkapnyaFaizal mengatakan kliennya telah dicecar sebanyak 32 pertanyaan selama 3 jam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca SelengkapnyaDugaan pelecehan terjadi pada Februari 2023 bersamaan dengan almarhum ayahnya sakit.
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa delapan orang saksiuntuk mengusut laporan dugaan pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaIa lahir dari keluarga petani yang taat beragama. Ia kemudian dibesarkan dalam pendidikan pesantren di daerah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaSaat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pelecehan itu terjadi pada Februari 2023 di ruang kerja rektor di kampus UP, Jalan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnya