PAN sudah dukung pemerintah, Amien Rais masih keras pada Jokowi
Merdeka.com - Partai Amanat Nasional (PAN) memutuskan bergabung dengan pemerintah. Keputusan itu disampaikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana pada Rabu (2/9).
Meski PAN sudah memutuskan bergabung, ternyata Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais masih keras terhadap Jokowi. Awalnya, Amien mengatakan dukungan serta restu pada PAN yang bergabung dengan pemerintah. Namun dia memberikan syarat, bergabungnya PAN tersebut semata-mata untuk kepentingan koalisi yang lebih besar atau koalisi nasional.
"Sudah saya ingatkan jika bergabungnya PAN bukan merupakan langkah jangka pendek namun merupakan awal mula dari koalisi nasional," kata Amien Rais saat menggelar konferensi pers di rumahnya, Kamis (3/9).
Dia menjelaskan koalisi nasional ini diperlukan untuk membantu Indonesia keluar dari krisis. Menurutnya itu perlu kekuatan bersama dari segenap bangsa Indonesia untuk menghentikan krisis yang terjadi.
"Kondisi Indonesia saat ini mirip dengan Uni Soviet dan Yugoslavia yang bubar, jika tidak segera diatasi Indonesia dimungkinkan mengalami nasib yang sama," terangnya.
Meski merestui PAN ke pemerintahan, Amien memperingatkan PAN agar tidak terjebak kepentingan sesaat. Namun jika setelah PAN bergabung dengan pemerintahan tidak ada koalisi yang lebih besar, maka PAN tak perlu ragu keluar dari pemerintahan.
"Kalau ini tidak sampai koalisi yang lebih besar tidak perlu malu PAN untuk menarik diri lagi, karena ini langkah awal untuk jangka panjang," tandasnya.
Selain itu, Amien menambahkan, krisis ekonomi yang dialami Indonesia saat ini harus diwaspadai. Sebab, dikhawatirkan krisis ekonomi ini bisa memecah belah bangsa Indonesia dan mengancam bubarnya negara Indonesia.
"Kita benar-benar waspada dengan kondisi ini, jangan sampai ini menjadi ancaman bagi Indonesia," katanya.
Amin menuding ancaman perpecahan tersebut merupakan peran dari dajjal-dajjal internasional. Dajjal-dajjal tersebut mempengaruhi agar daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah meminta referendum di tengah krisis.
"Saya sudah melihat ada dajjal-dajjal global yang akan membisiki teman-teman kita di Indonesia bagian selatan, barat, timur dan utara. Saat ekonomi kita gaduh, usulan referendum akan muncul," tambahnya.
Hal tersebut menurutnya sudah terjadi di Timur Tengah, Iraq, Suriah, Afganistan, Libya, Yaman dan Mesir sudah merasakannya.
"Lihatlah Iraq hancur. Suriah sedang menuju kehancuran. Afganistan sudah lebih dahulu hancur. Libya kini tidak lagi punya masa depan. Yaman sudah hancur, Sudan sudah pecah jadi dua. Mesir bermasa depan makin gelap. Sekarang menjalar ke Melayu di Malaysia sudah pecah," tandasnya.
Amien pun memberikan saran kepada Jokowi." Saya sarankan Pak Jokowi dan Pak JK melakukan pertemuan dengan seluruh ketua lembaga tinggi negara, pimpinan TNI dan Polri, Ketua umum partai politik, unsur-unsur agama, tokoh bangsa, wakil kampus terkemuka, wakil pengusaha, wakil media dan LSM. Pertemuan tersebut supaya menghasilkan kesamaan pandangan tentang krisis yang tengah dihadapi," sarannya.
Menurutnya pertemuan itu harus dipimpin langsung Jokowi sebagai kepala negara. Sehingga seluruh kekuatan bangsa dapat melakukan sharing of power dan sharing of responsibility.
"Tidak hanya berbagi kekuasaan tetapi juga berbagi tanggung jawab bersama. Ini penting untuk dilakukan," tambahnya.
Amien mengingatkan supaya Indonesia tidak bernasib sama dengan Uni Soviet dan Yugoslavia. Sebab menurutnya banyak kesamaan kondisi Indonesia sekarang dengan sebelum kedua negara itu jatuh.
"Pertama, menjelang kebangkrutan dua negara tersebut, ekonomi mengalami kegagalan. Kedua, para pemimpin terlibat konflik untuk perkara pragmatis dan hedonistik," ungkapnya.
Ketiga, pemimpin nasional di dua negara tersebut jelang runtuh dianggap tidak memiliki kompetensi, dihinggapi rasa mudah puas diri dan terlalu percaya diri. Keempat, pertikaian antar etnis mengancam.
"Ke lima adanya kekuatan global yang mengancam. Ini jangan dibiarkan saja, harus ada solusi," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai
Ramai akademisi mengeluarkan petisi untuk Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetum Projo Budi Arie Nilai PSI Memiliki Napas dan Semangat Jokowi
Budi Arie mendorong, agar relawan dan masyarakat memberikan dukungan kepada PSI agar masuk parlemen.
Baca SelengkapnyaKumpulkan Menteri di Istana, Jokowi Minta Jaga Kondisi Jelang Pemilu 2024
Jokowi meminta pembantunya harus teliti menjaga kondisi dalam negeri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaRespons Istana Soal Pemakzulan Jokowi: Sampaikan Mimpi Politik Sah-sah Saja
"Dalam negara demokrasi, menyampaikan pendapat, kritik atau bahkan punya 'mimpi-mimpi politik' adalah sah-sah saja," kata Ari
Baca SelengkapnyaJokowi Pakai Dasi Warna-warni saat Kunker Ke Luar Negeri, Ini Maknanya
Presiden Jokowi kini memakai dasi warna-warni ketika berangkat kunjungan kerja ke luar negeri
Baca SelengkapnyaRespons Petisi Kritik Jokowi, Arus Bawah Indonesia Nyatakan Dukung Penuh Pemerintah
Dukungan dari Arus Bawah Indonesia ini juga sebagai upaya mengawal demokrasi dan menyukseskan gelaran Pilpres 2024 dalam sekali putaran.
Baca SelengkapnyaJokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen
"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca SelengkapnyaAnies Kritik Bansos Lagi: Saya Yakin Penerima Makin Hati-Hati Beri Dukungan, Pilih Pakai Hati Nurani
Anies menyebut kenaikan anggaran bantuan sosial (bansos) harusnya tujuannya untuk kepentingan si penerima, bukan kepentingan si pemberi.
Baca Selengkapnya