Paguyuban becak Yogya gelar aksi kecam premanisme
Merdeka.com - Sebanyak 72 tukang becak yang tergabung dalam Paguyuban Becak Wisata Yogyakarta (PBWY) menggelar aksi damai menolak segala bentuk premanisme di Kota Yogyakarta Kamis( 11/4). Aksi ini dilakukan menyusul tragedi berdarah di Lapas kelas IIB Cebongan, Sleman, DIY.
Insiden itu dirasa oleh beberapa komunitas tukang becak mempengaruhi penggunaan jasa transportasi roda tiga itu. Bahkan, hampir tiga pekan, penghasilan mereka menurun hingga empat persen.
Salah seorang anggota komunitas Paguyuban Becak Wisata Yogyakarta, Mardiono mengatakan, biasanya para pengunjung baik turis maupun wisatawan lokal dengan leluasa bepergian. Kini, menurutnya, wisatawan mulai menurun semenjak kejadian di Lapas.
"Sudah tiga minggu ini sepi penumpang. Siang malam juga sepi," kata Mardiono.
Mardiono bersama puluhan tukang becak lainnya juga mendesak agar aparat keamanan bisa mengkondisikan situasi Yogya yang kurang kondusif. Dengan demikian, wisatawan yang hendak ke Yogya tidak lagi berpikir akan keamanan di Kota Gudeg ini.
Senada disampaikan Ngadiono, anggota komunitas becak Kota Yogyakarta. Dia juga mengecam segala bentuk premanisme. Apalagi selama ini, Yogya merupakan miniatur Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, moral, dan agama.
Hal-hal berbau premanisme, kata dia, sangat disayangkan jika terus menghantui masyarakat Yogyakarta.
"Yogya kota aman, kalau mau berbuat onar di sini, keluar saja," seru Ngadiono.
Aksi komunitas becak ini dimulai dari lapangan parkir Abu Bakar Ali, kemudian menuju ke Gedung DPRD Provinsi DIY, lalu berkumpul di Alun-alun Utara Yogyakarta. Aksi berjalan dengan tertib dengan pengamanan dari aparat kepolisian Polresta Yogyakarta.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
Baca SelengkapnyaTim Indonesia Maju adalah Paskibraka pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini detik-detik emak-emak terobos panggung waktu pidato Prabowo. Respons Prabowo hingga Bahlil jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaSebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.
Baca SelengkapnyaJasa Marga Juga memprediksi puncak arus mudik lebaran 2024 akan jatuh pada 6 April 2024.
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca Selengkapnya