Nazaruddin sebut Anas bakal jadi Menpora
Merdeka.com - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, memberi kesaksian di persidangan lanjutan Anas Urbaningrum malam ini. Nazaruddin mengungkapkan Anas sempat diusulkan menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga pada tahun 2007.
Awalnya, Anas mulai kenal dengan mantan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharam.
"Waktu itu Mas Anas menunjukkan akta penunjukkan dia jadi Menpora pada 2007 di mobil. Tapi kalau Mas Anas enggak mengakui yang terserah," kata Nazaruddin saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (21/8).
Nazaruddin mengatakan, setelah Anas menemui Wafid, disitulah dirinya kemudian berkenalan dengan Anas.
Selain itu, Nazaruddin kemudian menjelaskan soal masalah tanah Hambalang. Nazaruddin mengatakan Anas memerintahkannya supaya Ignatius Mulyono menyelesaikan sertifikat hak pakai Hambalang.
"Masalah tanah dari zaman Pak Adhyaksa enggak pernah selesai selama empat tahun. Di tangan Mas Anas selesai," ujar Nazaruddin.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies memandang gerakan salam empat jari itu mencuat sebagai sebuah pesan yang ingin disampaikan masyarakat.
Baca SelengkapnyaCak Imin siap menghadapi debat Cawapres karena dimentori Anies
Baca SelengkapnyaAnies menjamin, bersama Cak Imin membuka dialog. Termasuk membuka ruang orang-orang yang kontra kepada dirinya untuk berdialog.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies menilai, politikus yang akrab disapa Cak Imin itu sudah teruji. Ia mengaku bangga.
Baca SelengkapnyaKata Anies ada begitu banyak kekurangan, yang dirasakan secara terang benderang
Baca SelengkapnyaAnies meyakini, TNI-Polri hingga ASN bakal bersikap netral sesuai sumpah dan UUD 1945 untuk tidak memihak
Baca SelengkapnyaAnies menyebut, apa yang sudah dilakukan Timnas AMIN itu disebutnya sebagai sejarah.
Baca Selengkapnyakspresi wajah Anies langsung tidak suka namun tak lama senyum kepada arah orang yang menamparnya tersebut
Baca SelengkapnyaAnies berpendapat, tanpa dialog, rakyat tidak tahu berapa persen kesamaannya dengan pasangan calon yang akan dipilihnya nanti.
Baca Selengkapnya