Muktamar Muhammadiyah adem ayem karena persaudaraan besar
Merdeka.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin telah mendapatkan kabar pelaksanaan Muktamar NU sempat mengalami kericuhan. Dia mengajak warga Muhammadiyah untuk mendoakan agar segera selesai dan kembali berjalan damai.
"Muktamar NU di Jombang yang sempat dikabarkan ricuh akibat pendukung yang berafiliasi dengan calon tertentu kita doakan berjalan lancar. Muhammadiyah malah adem-ayem karena persaudaraan yang besar," kata Din di Universitas Muhammadiyah Makassar, Minggu (2/8).
Menurutnya di Muhammadiyah tidak memiliki tradisi berkonflik dan berebut dalam pergantian kepemimpinan. Apalagi momentum suksesi salah satu organisasi Islam terbesar ini dipantau banyak pihak.
"Saya harapkan tidak perlu ada cara-cara negatif menjelang pemilihan. Di sini banyak pengamat asing dan harus kita jaga ukhuwah dan harus berpikir jernih untuk menjaga nama Muhammadiyah," terang dia.
Memang sempat ada kabar persaingan di media sosial tentang pergantian pucuk pimpinan Muhammadiyah. Namun, dia menilai hal itu ulah kelompok yang tak suka saja.
"Di Muhammadiyah ada hanya satu dua isu negatif dari media sosial. Saya kira itu dari luar Muhammadiyah," ujarnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NU dan Muhammadiyah berharap rakyat bisa menerima apapun hasilnya
Baca SelengkapnyaIbu Jubaedah bercerita bahan dasar yang digunakan kerupuk ini adalah kencur.
Baca SelengkapnyaIni dia salah satu sudut rumah Muzdalifah yang terkenal sebagai sosok yang kaya raya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Haedar meminta semua pihak harus menghormati pilihan rakyat dan menerima hasil Pemilu dengan sikap legowo, dan kesatria.
Baca SelengkapnyaYaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaDeklarator Kaukus Perempuan Matahari, Sani Nurohmah mengatakan, mengungkap alasan memilih Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaPernyataan akademisi itu menjadi bagian dari dinamika positif.
Baca SelengkapnyaPerbedaan pilihan saat Pemilu lalu seharusnya bisa disikapi dengan bijak. Sudah saatnya semua pihak ikut menjaga situasi tetap tenang terlebih di bulan Ramadan.
Baca Selengkapnya