MUI: Radikalisme muncul karena perbedaan paham
Merdeka.com - Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Misbahul Munir mengatakan, para pelaku intoleransi yang kerap mengkafirkan kelompok lain harus diberi ketegasan bahwa masyarakat Indonesia tidak akan mudah dipengaruhi oleh mereka.
"Saya ingin sampaikan dan kita akan publikasikan besar-besaran bahwasanya Indonesia tidak seperti apa yang mereka bayangkan. Yang mudah dihasut hanya dengan mengkafirkan kelompok lain. Kita bisa bersatu saat ini dalam melawan kelompok-kelompok intoleran tersebut," kata Misbahul di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Rabu (25/3).
Misbahul mengutip pepatah lama yang memberikan petuah bahwa setiap orang harus menghormati keyakinan orang lain yang berbeda dengannya.
"Pujilah istrimu setinggi langit, tapi jangan mencaci istri orang lain'. Maksudnya, jangan pernah mencaci ideologi orang lain, karena dia pun akan balik mencacimu," ujar Misbahul.
Misbahul mengaku prihatin dengan maraknya penggunaan simbol-simbol agama yang justru digunakan untuk melakukan kejahatan kepada pemeluk agama lain. Dirinya bahkan berani menyebut bahwa ideologi Wahabisme dari tanah arab, sebagai salah satu dalang di balik kelompok-kelompok intoleran tersebut.
"Saya sedih, sekarang banyak tampilan orang yang meneriakkan takbir, tapi untuk melakukan pengeboman kepada orang yang lagi salat Jumat seperti yang terjadi di Yaman kemarin. Jangan biarkan radikalisme masuk ke Indonesia. Kami MUI akan meredam mereka bahkan sejak mereka mulai berdiri," kata Misbahul.
"Menurut saya, radikalisme itu muncul karena perbedaan paham. Maka jangan heran sekarang banyak kuburan dibom, karena bahkan ada kelompok intoleran yang mengatakan bahwa Abu Jahal dan Abu Sofyan, dianggap lebih alim daripada orang yang bertawassul dan ziarah kubur. Ya mereka itulah antek ideologi Wahabi yang sudah banyak di Indonesia ini," pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perkuat juga solidaritas, empati, dan tolong-menolong antar-sesama tanpa memandang perbedaan agama atau kepercayaan.
Baca SelengkapnyaNarasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaPenting menjaga keberlangsungan lingkungan masyarakat yang damai dan toleran.
Baca SelengkapnyaPihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca SelengkapnyaDiskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.
Baca Selengkapnya