Muhammadiyah: Gories Mere punya catatan kelam soal terorisme
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Mantan Kepala Densus 88, Gories Mere menjadi Staf Khusus. Keppres pengangkatan Mere telah diterbitkan beberapa Minggu yang lalu.
Penunjukkan ini memantik kontroversi dari sejumlah kalangan. Salah satunya Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.
Dia menyayangkan keputusan Presiden Jokowi tersebut. Menurut dia, Gories Mere memiliki masa lalu kelam terkait terorisme sehingga tak pantas menjadi Staf Khusus Presiden.
"Catatan kelam itu tentu berkaitan dengan penanganan terorisme," ujar Dahnil di Kantor PP Muhammadiyah Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (15/7).
Dahnil juga mengungkapkan, Gories Mere telah menggiring stigma terorisme mengarah pada kelompok-kelompok Islam. Oleh karena itu, pihaknya menyesalkan pengangkatan Mere yang notabene beragama Katolik tersebut.
"Secara pribadi saya menyayangkan keputusan Presiden mengangkat stafsus intelijen yang mengabaikan rekam jejak yang besar terhadap Gories Mere ini. Kami sangat menyayangkan stafsus itu," beber Dahnil.
"Bagi kita mengerikan (mengangkat penggiring isu terorisme kepada kelompok Islam)," tandasnya.
Sebelumnya diketahui, Menteri Sekretaris Negara Pratikno membenarkan Presiden Joko Widodo menunjuk mantan Kepala BNN Komjen (Purn) Gories Mere dan putra mantan Kepala BIN Hendropriyono, Diaz Hendriproyono menjadi Staf Khusus Presiden. Pratikno membeberkan Keppres pengangkatan keduanya telah diterbitkan beberapa minggu yang lalu.
"Oh iya sudah ada penambahan 2 orang Staf Khusus. Jadi Pak Gories Mere sama pak Diaz Hendropriyono. Keppresnya sudah terbitkan beberapa minggu yang lalu," kata Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/7).
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dinilai tak perlu diseret lagi dalam wacana hak angket
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
SL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaAnies memandang gerakan salam empat jari itu mencuat sebagai sebuah pesan yang ingin disampaikan masyarakat.
Baca SelengkapnyaTurut hadir pula Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Tonny Nainggolan.
Baca SelengkapnyaPerang Badar merupakan pertempuran besar pertama yang terjadi antara umat Islam melawan kaum musyrik.
Baca SelengkapnyaPersamaan hasil penghitungan penetapan Ramadan tahun ini sangat mungkin terjadi.
Baca Selengkapnya